Jumat, 25 Januari 2013

Islamic Entrepreneurship; Urgensi kekayaan di tangan umat Islam

Oleh: Jaharuddin
Lihatlah daftar 10 (sepuluh) orang terkaya di dunia tahun 2012 versi FORBES, (1). Carlos Slim Helu and Family dari Meksiko, dengan kekayaan USD 69 milliar. (2). Bill Gates, Microsoft group, dengan kekayaan USD 61 milliar. (3). Warren Buffet, pemilik Berkshire Hathaway, dengan kekayaan USD 44 milliar. (4). Chairman Louis Vuittin Moet Hennessy Bernard Arnault, dari Prancis, pemilik Louis Vuitton, Bulgari, dll, dengan kekayaan USD 41 milliar. (5). Amancio Ortega, Inditex group, dengan kekayaan USD 37,5 milliar. (6). Larry Ellison, pendiri Oracle, dengan kekayaan USD 36 milliar. (7). Eike Batita, pengusaha minyak dan tambang asal Brasil, dengan kekayaan USD 30 milliar. (8). Stefan Persson, pendiri H&M, dengan kekayaan USD 26 milliar. (9). Li Ka-shing, chairman Hutchison Whampoa Limited, dengan kekayaan USD 25,56 milliar dan 270 ribu karyawan di 53 negara. (10). Karl Albrecht, pengusaha Jerman pemilik Aldi Sud, dengan kekayaan USD 25,4 milliar serta 4500 gerai supermarket.

Bagaimana dengan kondisi Indonesia, siapa 10 (sepuluh) orang terkaya tahun 2012 versi FORBES, dimana posisinya pada daftar orang terkaya di dunia, (1). R. Budi dan Michael Hartono, dengan kekayaan USD 15 milliar. (2). Eka Tjipta Widjaja dan Keluarga, dengan kekayaan USD 7,7 milliar. (3). Susilo wonowidjojo dan keluarga, dengan kekayaan USD7,4 milliar. (4). Anthoni Salim dan keluarga, dengan kekayaan USD 5,2 milliar. (5). Chairul Tanjung, dengan kekayaan USD 3,4 milliar. (6). Sri Prakash Lohia, dengan kekayaan USD 3 milliar. (7). Sukanto Tanoto, dengan kekayaan USD 2,8 milliar. (8). Peter Sondakh, dengan kekayaan USD 2,6 milliar. (9). Boenjamin Setiawan dan keluarga, dengan kekayaan USD  2,35 milliar. (10). Putera Sampoerna dan keluarga, dengan kekayaan 2,3 milliar.

Dari nama yang dipublikasikan FORBES, terdapat satu orang pengusaha muslim yaitu Chairul Tanjung. Muncul pertanyaan untuk direnungkan, mengapa dalam jajaran 10 (sepuluh) pengusaha top dunia tidak ada yang muslim?, mengapa dalam jajaran 10 (sepuluh) pengusaha top Indonesia hanya satu orang yang muslim?, bukankah saat ini umat Islam jumlahnya nomor 2 (dua) terbanyak didunia, bukankah Islam mayoritas di Indonesia. Sewajarnyalah sebagian besar pengusaha top di Indonesia adalah muslim.

Menarik untuk kita renungkan...
Tulisan ini tidak bermaksud mengungkit-ngungkit ketidakadilan peta persaingan yang tidak sempurna, karena mustahil mencari kesempurnaan di dunia ini, yang ada adalah kekuatan dan kecerdasan dalam memanfaatkan peluang ditengah ketidak sempurnaan yang terjadi. Tulisan ini mengajak mendiskusikan persoalan yang tidak simetris, untuk menarik banyak pelajaran dari fenomena yang terjadi, sehingga kedepan umat Islam lebih maju, sambil memformulasikan mimpi kejayaan umat Islam tanpa menciptakan ketidak adilan bagi umat lainnya, akhirnya izzah umat Islam semakin terasa dan maslahat bagi alam semesta. Amin ya robbil alamin.

Mungkinkah, terdapat cara pandang yang kurang tepat dan mind set umat Islam terhadap kekayaan, masihkah kita membuat jarak antara pribadi yang sholeh dengan kekayaan, sama halnya saat awal dakwah masuk ke Indonesia dipersepsikan bahwa orang yang modern dan berpendidikan adalah orang yang Islamnya biasa saja (awam) dan perempuannya tidak berjilbab. Sekarang persepsi itu mampu dibalikkan oleh aktivis dakwah yang tidak pernah berhenti bekerja dan beramal, walau apapun rintangannya.

Masihkah menancap dengan kuatnya, bahwa pengusaha sukses adalah orang yang bergelimang harta dan belum tentu halal, orang yang banyak harta adalah orang yang susah memastikan hartanya bersumber dari sumber yang halal dan susah dipertanggung jawabkan, singkatnya kalau anda ingin sholeh dan tenang dalam menjalani kehidupan, maka ngak usah memaksakan diri dalam mengejar kekayaan, anda cukup beribadah sebanyak-banyaknya untuk persiapan akhirat. Benarkah orang kaya tidak bisa beribadah dengan tenang dan banyak?

Sepertinya, ada dikotomi yang belum tentu benar antara kesholehan dengan kekayaan, menjadi wajar  seseorang yang sholeh jika hanya hidup seadanya. Serta muncul persepsi kalau ada orang yang sholeh hidup berkecukupan, tinggal di kawasan elit, mobilnya mewah, mempunyai villa, resort, hotel, bahkan mempunyai jet pribadi, dan seterusnya, maka perlu dicurigai.

Cobalah berfikir obyektif dan tetap kritis, apakah tidak boleh, sebagai seorang muslim yang baik dan saat yang sama sebagai seorang pengusaha yang sukses yang mempunyai kekayaan top dunia?, bukankah seharusnya kita bangga jika umat Islam yang sholeh dan taatlah yang diamanahkan kekayaan, sehingga alokasi dan distribusi kekayaannya adil dan menentramkan banyak orang, bukankah ini gambaran ideal yang perlu ditanamkan ke generasi penerus.

Belajar dari Generasi Terdahulu
Telusurilah perjalanan Rasulullah dan sahabat, dengan mudah kita menemukan bahwa Rasulullah sendiri adalah seorang yang mempunyai harta yang tidak sedikit, begitu pula para sahabat, seperti Abu Bakar ra, Umar bin Khattab ra, Usman bin Affan ra, Abdurahman bin Auf ra, dan sahabat lainnya, mereka adalah sahabat nabi yang tidak diragukan lagi kemantapan aqidah Islamnya, namun saat yang sama mereka adalah pribadi-pribadi dengan kekayaan berlimpah, dan dengan kekayaan tersebutlah dakwah Islam dikembangkan sampai kepenjuru dunia.

Seberapa besar kekayaan yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW dan sahabat?, berikut saya tampilkan beberapa data kekayaan Rasulullah dan sahabat, yang saya konversi dengan nilai kekinian, dengan maksud memudahkan untuk memvisualisasikan besarnya harta kekayaan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat:
a. Nabi Muhammad SAW
Berdasarkan Ekonografi Nabi Muhammad SAW, pada umur 12 tahun beliau sudah aktif sebagai eksportir ke Syam. Di usia 17-19 tahun beliau sudah menjadi pengusaha yang mandiri, beranjak ke usia 22 tahun beliau sudah sangat terkenal di jazirah Arab sebagai seorang profesional. Umur 25 tahun beliau menikah, menjelang usia kenabian beliau mendapat gelar pengusaha terpercaya (al-amin), tokoh arbitrer dan konsultan perdagangan internasional, bentuk pengakuan "sertifikasi" paling prestisius di zamannya. Bahkan beliau sudah berbisnis sampai ke 17 negara.
Beberapa data yang ditemukan terkait kekayaan nabi Muhammad SAW, didasarkan data Abu Faris (1997), beliau memberikan mahar kepada Khadijah sebanyak 20 ekor unta (Rp. +/- 200 juta) dan 12 uqiyah emas (Rp.+/- 217 juta). Nabi Muhammad SAW pernah membagikan lebih dari 1500 ekor unta (Rp.15 milliar) kepada beberapa orang Quraisy sesudah perang Hunain. nabi Muhammad SAW juga pernah menerima 90.000 dirham (Rp. 6,3 milliar), dan uang tersebut dibagikan kepada orang sampai habis.
Syuaibi mencatat beliau membagikan al-kutaibah (pemberian rutin) kepada kerabat dan istri-istrinya beliau, sebagai berikut: kepada Fatimah 200 wasaq, Ali bin Abi Thalib 100 wasaq, Usamah bin Zaid 250 wasaq, Aisyah 200 wasaq, Jafar bin Abi Thalib 50 wasaq, Rabiah bin Harits bin Abdil Muthallib 100 wasaq, Abu bakar 100 wasaq, Aqil bin Abi Thalin 140 wasaq, Bani Jafar 140 wasaq, untuk sekelompok orang dan istri-istrinya 700 wasaq.
b. Abu Bakar ra
Ibnu Umar ra menceritakan, diawal keIslaman Abu Bakar menghabiskan dana sekitar 40.000 dirham untuk memerdekakan budak. Jika harga 1 dirham perak saat ini Rp. 70.000,- artinya yang dibayarkan Abu bakar ra untuk memerdekakan budak sebesar 40.000 x Rp. 70.000,- = Rp. 2,8 milliar. Ketika Abu Bakar ra, berkeinginan membebaskan Bilal ra, dari perbudakan, tuannya Umaiyah bin Khalaf mematok harga 9 uqiyah emas, 1 uqiyah emas senilai 31,7475 gr emas, atau setara dengan 7,4 dinar emas. Saat ini harga 1 dinar emas = Rp. 2.454.000,-, berarti uang yang dikeluarkan Abu Bakar ra, adalah (9 x 7,4 x Rp. 2.454.000,-) = Rp. 163.436.400,-.
c. Umar bin Khattab ra.
Didalam kitab Jami' Bayyanil Ilmi wa fadlih, karangan Ibnu Abdil Barr, menerangkan bahwa Umar bin Khattab ra, telah mewasiatkan 1/3 hartanya yang nilainya melebihi nilai 40.000 (dinar atau dirham), atau totalnya melebihi 120.000 (dinar atau dirham). Dengan demikian total kekayaan Umar bin Khattab jika dinilai dengan kurs saat ini adalah dalam dirham Rp. 8,4 milliar, sedangkan dalam dinar Rp. +/- 294 milliar.
d. Ustman bin Affan ra
Saat perang Tabuk beliau menyumbang 300 ekor unta (+/- Rp. 3 milliar), serta dana sebesar 1.000 dinar emas (Rp. +/- 2,4 milliar), Ubaidullah bin Utbah memberitakan, ketika terbunuh Ustman bin Affan ra, masih mempunyai harta yang disimpan penjaga gudangnya, yaitu 30.500.000 dirham (Rp. 2.135 trilliun), dan 100.000 dinar (Rp. 245,4 milliar).
e. Abdurrahman bin Auf ra
Ketika menjelang perang Tabuk, Abdurrahman bin Auf ra, mempelopori dengan menyumbang dana sebesar 200 uqiyah emas (Rp.+/- 3,6 milliar), menjelang wafatnya beliau mewasiatkan 50.000 dinar (+/- Rp. 122,7 milliar) untuk infaq fi sabilillah. dari Ayyub (As-syaktiani) dari Muhammad (bin sirrin) memberitakan, ketika Abdurahman bin Auf ra wafat, beliau meninggalkan 4 istri. Seorang istri mendapatkan dari 1/8 warisan sebesar 30.000 dinar emas (Rp. 73,62 milliar), dengan demikian keseluruhan istrinya memperoleh 4 x 30.000 = 120.000 dinar emas (Rp. 294,480 milliar). Maka total warisan yang ditinggalkan oleh Abdurahman bin Auf ra adalah sebesar 960.000 dinar emas (Rp. 2,355 triliun).

Luar biasa bukan, dan realitas saat ini juga menuntut arah yang sama, masuknya generasi dakwah pada tahapan dakwah yang lebih lanjut, menumbuhkan kesadaran bersama bahwa dakwah Islam membutuhkan back up kekayaan, agar mampu bersanding dan bertanding dengan kebathilan yang menghadang.

Semakin tinggi tingkat pemahaman yang diejawantahkan dalam aplikasi keseharian terhadap Islam, berimplikasi terhadap semakin tingginya kebutuhan kekayaan, dan sebaliknya, jika pemahaman keIslaman hanya pada tataran pribadi, maka bisa jadi kekayaan, hanya untuk kebutuhan pribadi dan keluarga, namun jika pemahaman Islam semakin baik, maka muncul kepedulian terhadap tetangga, masyarakat, bangsa, negara, bahkan dunia, dan itu semua berimplikasi dibutuhkan kekayaan untuk menopangnya.

Dengan demikian, marilah kita sama-sama menyadari bahwa pentingnya menyeru umat Islam untuk menjadi umat yang kaya raya sama pentingnya dengan upaya yang sistematis dalam membangun aqidah umat, atau tidak perlu dipertentangkan, dan keduanya berjalan beriringan, sehinga mobilitas horizontal dan vertikal dakwah umat Islam semakin maksimal. Akhirnya cita-cita generasi yang dibentuk oleh generasi dakwah saat ini, tidak hanya mempunyai cita-cita menjadi dokter, insinyur, profesor,...juga dokter yang pengusaha (misal punya rumah sakit), insinyur yg pengusaha (misal punya pabrik automotif), profesor yang pengusaha (misal punya perusahaan yang selaras dengan riset sang profesor),......Amin ya robbil alamin.

Musim dinggin, Hannover, Jerman, 6 Januari 2013, pk 13.17 CET
sumber: www.okezone.com, www.republikaonline.com, www.masterfajar.com, www.wakalanusantara.com, fb: muallaf center indonesia, syariahmaqasid.blogspot.com, dan sumber lainnya.

Kamis, 10 Januari 2013

Peluang Indonesia menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia

Oleh: Jaharuddin
Islamic Finance Intelegence Summit, Kuala Lumpur pada tahun 2011 memprediksi Indonesia akan memimpin industri keuangan syariah dunia pada tahun 2023 dengan total aset US$ 1,597 Triliun. Semoga kita sudah pernah mendengar atau membaca informasi ini. Semoga saja para petinggi dan pemegang kebijakan strategis di Indonesia, juga telah memahami dan menyiapkan langkah nyata. Masa tersebut hanya tinggal 10 tahun kurang, dan hendaknya semua elemen bangsa bersatu memahami esensi dan manfaat yang diterima oleh bangsa Indonesia.

Salah satu manfaat nyata adalah semakin berlipat-lipatnya perputaran modal berbasis syariah di Indonesia, implikasinya adalah jika modal berbasis syariah semakin besar berputar dan mengalir dalam suatu negara, maka, langsung berkorelasi positif dengan bergeraknya sektor riil. Investasi meningkat dengan tajam, baik untuk infrastruktur, jasa maupun produk. Dalam bahasa awam, industri bergerak semakin kencang, karena suntikan modal yang berlimpah dengan biaya modal yang murah. Hal ini akan mendorong para pengusaha untuk menambah modal kerja (investasi), yang berimplikasi pada ekspansinya perusahaan, dengan demikian akan membuka lapangan pekerjaan yang semakin masif, daya serap tenga kerja samakin banyak, pengangguran berkurang, masyarakat semakin banyak yang mempunyai pendapatan, daya beli meningkat yang menigindikasikan kesejahteraan meningkat, perputaran barang dan jasa semakin kencang seiring dengan bertambahnya invesatasi diberbagai sektor.

Berlimpahnya modal, juga akan berimplikasi positif pada penyediaan modal untuk infratruktur, yang sampai sekarang masih menjadi pekerjaan rumah dalam setiap periode pemerintahan, ketimpangan infrastruktur antar pulau masih kentara dirasakan, dengan adanya suntikan modal akan memudahkan pemerintah untuk bergerak mempercepat pengadaan infrastruktur antar pulau.

Kesempatan ini hendaknya tidak diabaikan begitu saja, kehidupan yang lebih sejahtera merupakan amanat konstitusi kita, ini merupakan mimpi dari berbgai elemen bangsa, jika terwujud menjadi prestasi tersendiri bagi bangsa Indonesia sebagai bangsa yang memiliki jumlah penduduk sangat besar dan mayoritasnya adalah Islam,  kita semua harus selalu memupuk rasa optimis bahwa mimpi tersebut menjadi nyata. Amin.

Indonesia sebagai bangsa yang besar dengan potensi yang sangat besar, sangat berpeluang untuk menjadi pusat industri keuangan syariah karena Indonesia mempunyai penduduk muslim terbesar didunia yang selalu berkembang dan menunjukkan kinerja ekonomi yang semakin baik, Indonesia juga merupakan negara yang mempunyai sumber daya manusia yang terus berkembang, negara dengan toleransi yang baik, negara yang mampu mengkombinasikan semangat beragama yang baik saat yang sama juga modern dan tetap bergaul dengan tataran internasional dengan beragam latar belakang dan agama, negara yang mempunyai karakter sebagai negara yang terbuka dan siap melakukan perbaikan kearah yang lebih baik.

Walaupun demikian ada beberapa pekerjaan domestik yang secara bertahap perlu diselesaikan yaitu  menguatkan soliditas internal bangsa Indonesia, agar rencana ini benar-benar masuk dalam rencana kerja yang berkelanjutan dari satu pemerintahan ke pemerintahan yang lain, untuk itu para pegiat ekonomi syariah harus berupaya semaksimal mungkin untuk mengawal siapapun penguasa, dengan mengedepankan asas manfaat jika rencana ini terjadi. dengan cara inilah akhirnya solidtas bisa tercapai, dan kebutuhan menjadi negara yang nomor wahid dibidang industri keuangan syariah didunia bisa terjadi, batu sandungan lainnya adalah adanya sekelompok kecil orang di Indonesia yang masih saja melihat ada agenda tersembunyi dibalik arus ekonomi syariah, walaupun telah banyak keungulan ekonomi syariah yang dibuktikan secara ilmiah. sepertinya mereka ini khawatir kebebasan mereka dihambat dengan adanya arus ekonomi syariah ini, padahal Islam tidak pernah memaksakan sesuatu kepada pihak manapun.

Dengan demikian rencana ini membuka peluang yang besar bagi pegiat ekonomi syariah untuk secepat mungkin menyiapkan sumber daya yang unggul untuk menopang agenda besar tersebut, seharusnyalah universitas-universitas begengsi di Indonesia menjadikan fakultas/jurusan/program studi yang terkait ekonomi dan keuangan syariah menjadi unggulan, baik sarjana maupun pasca sarja, hal yang sama harus juga dilakukan pada kampus akademi, politeknik, SMA, bahkan pendidikan dasar. Saat ini saja pertumbuhan industri syariah di Indonesia belum mampu diimbangi dengan jumlah dan kualitas lulusan dari perguruan tinggi di Indonesia.

Namun, jangan lupa belum tentu agenda ini bisa mulus berjalan, karena bisa jadi negara lainpun juga berminat menjadi pusat industri keuangan syariah, sebelum ini kita pernah mendengar Singapura menginginkan menjadi pusat industri keuangan syariah dunia, dan ini beralasan, Singapura diapit oleh dua negara dengan jumlah penduduk muslim besar di dunia yaitu Indoensia dan Malaysia, Singapurapun sudah terbiasa menjadi pusat bisnis dunia, karena posisinya juga strategis. Dengan demikian Indonesia perlu mewaspadai langkah-langkah ini, untuk diantisipasi.

Walaupun saat ini perekonomian eropa sedang tergoncang, dan goncangan tersebut bisa jadi menguatkan negara-negara eropa untuk melihat sistim ekonomi Islam sebagai solusi, indikasi tersebut terlihat di Ingris dan Prancis, saat ini negara yang mempunyai ekonomi paling kuat di eropa pun juga melirik sistim ini untuk dipelajari dengan serius. Ada beberapa mahasiswa kita saat ini sedang melakukan riset ekonomi syariah untuk doktoran di Inggris, sesuatu yang bagi saya agak terbalik, bukankah seharusnya mahasiswa dari Inggris yang datang ke kita untuk belajar ekonomi Islam, namun begitulah kenyataannya dan ini harus direbut.

Agenda bersama
2023 bukanlah masa yang lama, untuk hitungan perguruan tinggi hanya mampu meluluskan dua generasi. Untuk itu secepatnya perlu disusun langkah-langkah kongret dalam mencapai masa tersebut, dengan masing-masing pihak mengambil perannya masing-masing. Langkah-langkah strategis tersebut dirancang dalam rangka menyambut, maka para pakar ekonomi syariah, harus menyatukan gerak dan langkah agar derap menuju masa tersebut bisa tercapai dengan baik. Lembaga seperti IAEI, MES, Kampus, Pusat studi, para peniliti, harus bersatu membuat rumusan langkah nyata dan melakukan sosialisasi masif.

Para pakar ekonomi syariah harus mampu memvisualisasikan dengan nyata seperti apa Indonesia saat menjadi negara nomor wahid industri keuangan syariahnya, apa manfaatnya, dampaknya dan kesejahteraan seperti apa yang akan dirasakan masyarakat banyak.
belum selesai, belum diedit.
Hannover, Jerman, 10 Januari 2013

Tulisan Popular Wakaf, Ekonomi dan Bisnis

  110 halaman, Kertas Bookpaper, Ukuran 14,8 cm x 21 cm,   ISBN 978-623-6121-22-1.  Penerbit : Pustaka Learning Center, Malang, Februari 202...