Minggu, 27 November 2011

EKONOMI ISLAM: agar hidup penuh berkah

EKONOMI SYARIAH, Agar Hidup Penuh Berkah

Rabu, 16 November 2011

Langkah-langkah Membuat Anggaran sesuai Syariah (bag.1)


Oleh: Shinta Rahmani
Membuat anggaran akan memberi manfaat yang besar buat anda. Anggaran merupakan salah satu alat perencanaan keuangan

Kebanyakan dari kita sudah mengenal apa yang dimaksud dengan anggaran, yaitu memperkirakan dan mengalokasikan besarnya dana untuk suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Banyak cara yang bisa dan biasa kita lakukan untuk menyusun Anggaran Rumah Tangga ini. Para “menteri keuangan rumah tangga” sejak dahulu kala sudah melakukannya. Mereka membagi penghasilan yang diperoleh keluarganya pada pos-pos pengeluaran rumah tangga, seperti membayar tagihan listrik, air, biaya belanja makanan selama sebulan, membayar gaji pembantu rumah tangga, baby sitter, supir dan lain-lain.

Mereka juga ada yang menggunakan amplop sebagai cara untuk memilah-milah uang pada pos-pos pengeluaran tertentu. Tiap amplop diasumsikan sebuh pos pengeluaran. Dana yang dianggarkan untuk pos pengeluaran tertentu dimasukkan pada amplop tertentu. Sebanyak apapun pos yang dibuat sebanyak itu pula Amplop disediakan. Singkatnya, kita menyebutnya sebagai manajemen Amplop. Bentuk yang lebih modern dari amplop adalah menggunakan rekening bank untuk memilah pos pengeluaran ini. Singkatnya banyak cara yang bisa digunakan untuk mengatur anggaran rumah tangga.

Bagaimana cara membuatnya agar sesuai syariah?

Langkah pertama adalah mengeluarkan zakat atas penghasilan yang diperoleh. Besarnya zakat ini adalah 2,5% dari penghasilan. Dalil atas wajibnya zakat profesi/penghasilan gajian adalah keumuman lafadz, Allah berfirman yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik…” (QS. Al-Baqarah (2): 267)

“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak dapat bahagian”.(QS. Adz-Dzaariyaat (51): 19).

Selanjutnya alokasikan untuk sedekah dan infaq, besarnya tergantung kemampuan Anda. Karena balasan dari Allah bisa 10 kali lipat atau 700 kali lipat, maka semakin besar Anda mampu menerima balasannya, semakin besar harus dialokasikan.

Langkah kedua adalah membayar hutang-hutang atau cicilan hutang yang dimiliki. Cicilan hutang seperti KPR, KPM, atau bahkan mungkin pembelian barang dengan sistem tunda (kredit) harus didahulukan karena merupakan janji kepada pemberi pinjaman.

Langkah ketiga membayar biaya masa depan atau menyisihkan sebagian harta untuk masa dimana Anda memerlukannya kelak, atau kita sebut sebagai investasi

Langkah keempat menggunakan sisa penghasilan untuk biaya konsumsi. Saat menggunakan anggaran konsumsi ini, utamakan biaya untuk hidup, seperti membeli makanan, sewa rumah, listrik, air, uang sekolah, kewajiban pada pihak lain seperti gaji pembantu rumah tangga, supir, baby sitter, tukang kebun dan lain-lain. Biaya entertain dan kesenangan lain, bisa anda alokasikan kemudian.

Dengan dana yang ‘terbatas’ yang siap dikonsumsi, maka pola konsumsi akan mengikuti jumlah uang yang dianggarkan, sehingga tidak berlebihan karena memang uangnya sudah dibatasi. Kalau dibalik, anggaran konsumsi rumah tangga diletakkan diurutan pertama, maka dapat dipastikan tak ada lagi uang yang bisa dimasukkan pos investasi, yang hasilnya baru akan dinikmati dimasa datang, terlebih lagi pos untuk zakat penghasilan. Pada umumnya, uang akan habis bahkan kurang diakhir waktu anggaran atau diakhir bulan. (bersambung)
sumber: http://amanahsharia.wordpress.com/2011

Selasa, 15 November 2011

ANALISIS KINERJA BANK SYARIAH DITINJAU DARI PERSPEKTIF KEUANGANDAN PELANGGAN: STUDI KASUS BSM DAN BMI

Analisis Kinerja Bank Syariah,bUDIMAN iNDRA jAYA, GUSTIAN

Efisensi-UUS-Dengan-Metode-SFA-Derivasi fungsi Profit dan BOPO

Efisensi UUS Dengan Metode SFA,Novarini

Efficiency analysis of Conventional and Islamic Bank in Indonesia using data envelopment analysis

Ascarya Edit

Senin, 26 September 2011

an efficient porfolio frontier of Islamic banking financing instruments (Indonesian case 2001-2007)

Rifki Islmal Edit

Analisis Kinerja bank syariah ditinjau dari perspektif keuangan dan pelanggan, studi Kasus BSM dan BMI

analisis_kinerja_bank_syariah[1]

Kamis, 22 September 2011

Marketing is about FACILITATING


Oleh: Ahmad Ifham Sholihin

Marketing yang semula adalah SELLING yang bersifat vertical dari Brand ke Customer, sekarang sudah berubah menjadi FACILITATING yang bersifat horizontal dari Customer ke Customer.

Syariah Marketing HARUS MELIBATKAN DIRI dengan kondisi ini.

Tidak relevan lagi bagi Bisnis Syariah ketika hanya CUMA mengandalkan iklan yang sifatnya menomorsatukan merek diri sendiri. Kecap nomor satu deh pokoknya! Hehehe

Iklan diperlukan hanya untuk sebatas tujuan awareness, edukasi, sosialisasi. Kalau untuk tujuan merebut hati pelanggan, Bisnis Syariah harus terlibat aktif dalam memberikan fasilitas pelanggan untuk mengekspresikan diri di publik.

Honesty, Humble (Under Promise Over Deliver), Trust, Credible pun ternyata tidak cukup. Itu semua hanyalah PRA SYARAT yang memang harus terpenuhi TERLEBIH DAHULU. Selanjutnya adalah melibatkan diri dalam social media baik yang Offline maupun Online.

Optimalisasi Marketing Mix juga tidak cukup. Itu semua hanyalah pra syarat yang memang harus terpenuhi TERLEBIH DAHULU. Selanjutnya Bisnis Syariah harus memasarkan sistem, produk, dan layanannya dari PERSPEKTIF PELANGGAN.

Sebagaimana yang pernah diungkapkan oleh Yuswohady, salah satu cara untuk mengoptimalkan fungsi facilitating adalah jadikanlah facilitating sebagai Reason for Being.

Facilitating is Your Reason for Being.
Bisnis Syariah tidak ada jika tidak mampu memfasilitasi.
Bank Syariah tidak ada jika tidak mampu memfasilitasi.

Facilitating bisa dilakukan dengan menyediakan wahana interaksi, share, problem solving, empower (memberdayakan) pelanggan ekspresikan minat dan aspirasi.

Syariah Marketer sejati harus bisa memfasilitasi komunitas pelanggan. Yuswohady menyebut ada 5 fungsi Facilitating yaitu: (1) Interactions, (2) Expressing Aspirations, (3) Helping Others, (4) Doing Business, (5) Designing Product.

#1 Interactions

Bisnis Syariah harus bisa memfasilitasi interaksi komunitas Ekonomi Syariah. Saat ini Bisnis Syariah sudah memiliki milis interaktif yang menghubungkan antara pelaku Bisnis, Akademisi dengan Pelanggan, seperti milis Ekonomi-Syariah, milis FoSSEI (Forum Studi dan Silaturahim Ekonomi Syariah), milis Pengusaha-Muslim, milis PM-Fatwa, dan lain-lain.

Forum Riset Perbankan Syariah merupakan langkah positif untuk mengakomodir interaksi aktif publik terhadap Bisnis Syariah. Namun Bisnis Syariah perlu terobosan baru berupa forum yang lebih interaktif, jujur, transparan, akomodatif, bukan basa basi.

2# Expressing Aspirations

Bisnis Syariah harus bisa mewadahi komunitas Bisnis Syariah untuk mengekspresikan diri. Selain fungsi interaksi, Forum Riset Perbankan Syariah juga sangat efektif sebagai wahana ekspresi pemikiran para penggiat Bisnis Syariah.

Selain mengadakan lomba penulisan paper dan penelitian, Bisnis Syariah bisa mengadakan lomba cipta lagu, lomba inovasi produk, lomba wirausaha, dan lain-lain yang arahnya mengakomodir ekspresi potensi publik, baik yang ada kaitan langsung dengan Bisnis Syariah maupun tidak.

Untuk menampilkan ekspresi publik, Bisnis Syariah bisa menyediakan domain khusus (misalnya blogsyariah.com) yang bisa mengakomodir publik membuat blog. Ide seperti ini telah dijalankan oleh kompasiana.com, blogdetik.com.

#3 Helping Others

Salah satu fungsi facilitating adalah saling membantu sesama. Bisnis Syariah bisa membuat kegiatan maupun sarana prasarana yang bisa membantu dan memudahkan urusan publik. Misalnya saja menyediakan acara mudik gratis.

#4 Doing Business

Bisnis Syariah bisa melakukan Bisnis dengan komunitas tertentu, atau mempertemukan antara produsen dan konsumen. Misalnya Bisnis Syariah bekerja sama dengan toko emas atau supplier emas yang menyediakan emas untuk produk gadai emas.

#5 Designing Product

Bisnis Syariah bisa membuat forum komunikasi interaktif baik online maupun offline yang membahas mengenai produk-produk Syariah. Produk-produk Syariah akan dibahas secara detil, kemudian diteliti kekurangan dan kelebihannya, melakukan riset produk, sehingga kemudian bisa bersama-sama dengan publik menemukan produk yang cocok, tepat, sesuai Syariah dan benar-benar dibutuhkan publik.

# Solving Problems

Bisnis Syariah bisa membuat forum, komunitas, blog, atau sarana online maupun offline, misalnya yang memberikan penjelasan, konsultasi, tanya jawab, tips mengenai Perencanaan Keuangan Syariah.

Rabu, 21 September 2011

Keunggulan Dan Keberkahan Dinar

Keunggulan Dan Keberkahan Dinar

Selasa, 20 September 2011

Instrumen Investasi Pasar Modal (analisis perbandingan obligasi dan sukuk)

Instrumen Investasi Pasar Modal, Kamal Zubair

Analisa Karakteristik an Dan Ekonomi Makro Pada Return Saham Syariah Dan Non Syariah

Analisa Karakteristik an Dan Ekonomi Makro Pada Return Saham Syariah Dan Non Syariah, Ardi Hamzah Edit

Islamic Economics Higher Education: a critical survey

Rahmatina Awaliah Kasri

Kesiapan Mahasiswa Ekonomi Syariah Terhadap Pasar Tenaga Kerja

Kesiapan Mahasiswa Ekonomi Syariah Terhadap Pasar Tenaga Kerja ..Piliyanti Presentasi Edit

Akselerasi Pengembangan pendidikan tinggi ekonomi Islam di Indonesia

Akselerasi an Pendidikan Tinggi Ekonomi Islam Di Indonesia

The Performance analysis of Islamic stock-a comparative study Indonesia-Malaysia

Ilham Reza Ferdia STock

Senin, 25 Juli 2011

Ekonomi Ramadhan


Yusuf Wibisono

Wakil Kepala Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah (PEBS) FEUI

Ramadhan adalah momentum besar tahunan umat Islam untuk melakukan perbaikan diri baik secara moral, spiritual maupun material. Peningkatan kualitas diri secara moral dan spiritual melalui Ramadhan, telah lama dan banyak dibahas. Namun perbaikan kualitas diri secara material, tidak banyak mendapat perhatian. Tulisan ini akan menganalisis aspek ekonomi dari Ramadhan.

Konsumsi dan Pengeluaran Agregat

Ibadah terpenting di bulan Ramadhan adalah ibadah puasa. Puasa secara langsung akan merubah pola konsumsi umat muslim, yaitu turunnya konsumsi individu yang berpuasa. Secara makro, hal ini akan menurunkan konsumsi agregat, khususnya barang kebutuhan pokok. Di saat yang sama, di bulan Ramadhan terdapat anjuran yang sangat kuat untuk berderma, seperti memberi makan orang yang berbuka puasa. Hasil akhirnya adalah terjadi efek saling meniadakan, konsumsi orang kaya menurun, konsumsi orang miskin meningkat.

Dengan demikian, tujuan akhir yang ingin dicapai Ramadhan adalah pemerataan konsumsi melalui consumption- transfer dari kelompok kaya ke kelompok miskin sehingga proporsi konsumsi kelompok miskin dalam konsumsi agregat akan meningkat. Dengan demikian, tidak akan ada tekanan permintaan yang mendorong kenaikan harga-harga (demand-pull inflation). Distribusi konsumsi yang lebih merata, akan menekan masalah-masalah sosial di masyarakat seperti kelaparan ekstrim, kurang gizi dan gizi buruk pada anak, minimnya akses terhadap air bersih, menurunnya tingkat kematian bayi, hingga meningkatkan kohesi sosial.

Namun yang kita saksikan hari ini sangat jauh dari idealita. Konsumsi kelompok kaya tidak menurun, bahkan meningkat pesat. Akibatnya, terjadi kenaikan permintaan barang dan jasa secara signifikan sehingga mendorong inflasi. Dan yang paling keras terpukul oleh kenaikan harga ini jelas adalah kelompok miskin. Transfer konsumsi dari kelompok kaya ke kelompok miskin juga tidak berjalan mulus. Alih-alih meningkat, proporsi konsumsi kelompok miskin justru menurun tergerus oleh inflasi.

Lebih jauh lagi, selama bulan Ramadhan umat muslim juga sangat dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan meninggalkan aktivitas yang tidak bermanfaat. Dengan demikian, konsumsi kelompok kaya yang umumnya merupakan konsumsi barang non-primer akan menurun. Ramadhan juga akan mendorong aktivitas konsumsi yang berbasis moral dan etika seperti makanan dan minuman halal, busana muslim, perlengkapan ibadah, dan lain-lain. Hal ini akan mendorong konsumsi yang lebih berkualitas melalui consumption- switching dari konsumsi barang-barang mewah dan tidak ber-etika ke barang-barang primer dan berbasis etika.

Namun sekali lagi kita menyaksikan hal yang jauh dari ideal. Konsumsi non-primer masyarakat muslim terlihat tidak menurun, bahkan meningkat. Pusat-pusat perbelanjaan justru semakin dipadati pengunjung, tempat-tempat wisata dan hiburan tidak menjadi sepi. Aktivitas TV justru meningkat menjadi 24 jam di bulan Ramadhan, yang isi dan kualitas tayangannya secara ironis justru jauh dari semangat Ramadhan. Hasrat konsumerisme berbalut ritual artifisial justru semakin dikobarkan di bulan suci.

Pengentasan Kemiskinan dan Efisiensi Alokatif

Aktvitas lain yang sangat didorong di bulan Ramadhan adalah sedekah. Sedekah adalah bentuk pengakuan paling mendasar atas konsep istikhlaf (perwakilan) ; bahwa pada esensi-nya seluruh harta adalah milik Allah (QS 10: 66). Terinternalisasi- nya konsep istikhlaf ini secara kuat akan menekan aktivitas penimbunan harta, perlombaan dalam mengejar kekayaan, kejahatan ekonomi, dan kesenjangan sosial.

Secara umum terdapat dua jenis sedekah, yaitu sedekah wajib dan sedekah sunnah. Sedekah wajib adalah zakat, yaitu zakat fitrah (jiwa) dan zakat maal (harta). Sedangkan sedekah sunnah memiliki banyak bentuk mulai dari infaq, sedekah jariyah, dan wakaf hingga sumbangan tenaga dan pemikiran. Filantropi Islam, berbeda dengan filantropi konvensional, berakar dari kepercayaan terhadap Tuhan yang menciptakan bumi dan langit serta seluruh isinya untuk kepentingan semua manusia. Filantropi Islam bernilai transendental tinggi, tidak akan menjadi sarana pencucian dosa atau tameng dari agenda tersembunyi, dan bukan kegiatan insidental.

Filantropi Islam memiliki peran penting dalam perekonomian. Peran penting pertama terkait pengentasan kemiskinan. Instrument filantropi Islam adalah mekanisme transfer dari kelompok kaya ke kelompok miskin yang tepat sasaran. Di saat yang sama, instrument filantropi Islam telah berperan sebagai jaring pengaman sosial yang efektif.

Dengan adanya transfer pendapatan dari kelompok kaya ke kelompok miskin maka akan terjadi peningkatan permintaan barang dan jasa dari kelompok miskin, yang umumnya adalah kebutuhan dasar. Permintaan yang lebih tinggi untuk kebutuhan dasar masyarakat terkait filantropi Islam ini, akan mempengaruhi komposisi produksi barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian, sehingga akan membawa pada alokasi sumber daya menuju ke sektor-sektor yang lebih diinginkan secara sosial. Hal ini akan meningkatkan efisiensi alokatif dalam perekonomian.

Dalam perekonomian yang tidak memiliki mekanisme transfer pendapatan dan sebagian besar penduduknya adalah miskin, maka kebutuhan riil masyarakat sering tidak tercermin dalam permintaan pasar. Barang dan jasa yang amat dibutuhkan rakyat banyak, seperti pangan, papan, air bersih, kesehatan dan pendidikan, seringkali tidak diproduksi. Dengan instrument filantropi yang mentransfer pendapatan orang kaya ke orang miskin, maka permintaan barang dan jasa orang miskin akan meningkat. Dalam konteks ini kita dapat memandang fungsi alokatif filantropi Islam yang me-realokasi sumber daya dari orang kaya ke orang miskin ini, sebagai cara yang efektif untuk memerangi kemiskinan.

Di Indonesia, potensi filantropi Islam yang sangat besar, belum mampu mengangkat kelompok miskin keluar dari jurang kemiskinan. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh perilaku penderma yang masih amat karikatif, yaitu berorientasi jangka pendek, de-sentralistis dan interpersonal. Filantropi sering dilakukan dalam bentuk konsumtif, dilakukan secara individual, dan tidak terorganisir.

Dibutuhkan upaya revitalisasi dengan menggugah kesadaran dan sekaligus merubah perilaku penderma. Menggugah kesadaran ummat sangat penting karena sampai kini terdapat kesenjangan yang besar antara potensi dengan realisasi dana filantropi Islam. Selain itu dibutuhkan rekontruksi paradigma sedekah dari sedekah personal-jangka pendek yang bersifat karikatif menjadi sedekah institusional- jangka panjang yang lebih bersifat pemberdayaan. Upaya penting lainnya adalah meningkatkan kapasitas lembaga amil dan pengelola dana filantropi Islam. Selain untuk meningkatkan efektifititas pendayagunaan dana filantropi Islam, hal ini juga penting untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelola dana filantropi.



IPTEK dan Produktivitas

Salah satu aktivitas lain yang banyak dianjurkan di bulan Ramadhan adalah aktivitas menuntut ilmu, baik ilmu dunia maupun akhirat. Ramadhan adalah momentum bagi umat Islam untuk memperdalam ilmu, menyebarluaskan- nya dan mengembangkan- nya. Hal ini sangat relevan di tengah kecenderungan perekonomian yang saat ini semakin bergeser ke keunggulan berbasis pengetahuan (knowledge economy).

Ilmu dan teknologi adalah satu-satunya sumber produktivitas dan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Perekonomian- perekonomian maju umumnya tumbuh tinggi dan berkesinambungan dengan membuat teknologi berkembang secara built-in dan sistemik dalam perekonomian (endogenous growth). Hal ini dilakukan antara lain melalui pengembangan sektor pendidikan, belanja R & D yang memadai, penghargaan dan perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual, link and match antara pendidikan, riset dan industri, dan lain-lain.

Romer (1993) memperluas definisi teknologi menjadi apa yang ia sebut sebagai “ideas”. Teknologi seringkali kita bayangkan dengan manufaktur, padahal kebanyakan aktivitas ekonomi terjadi di luar pabrik-pabrik. Ide-ide (ideas) mencakup perspektif tak terbatas tentang pengemasan barang, pemasaran, distribusi, pengawasan persediaan barang, sistem pembayaran, sistem informasi, proses transaksi, pengawasan kualitas, dan memotivasi pekerja, semuanya digunakan dalam proses produksi untuk menciptakan nilai ekonomi dalam perekonomian modern.

Pengembangan ilmu agama juga berpengaruh signifikan bagi perekonomian. Peningkatan iman dan taqwa, sebagai hasil menuntut ilmu agama, akan memberi dampak signifikan terhadap hakikat, kuantitas, dan kualitas kebutuhan material dan non-material manusia beserta cara pemuasannya. Iman dan taqwa juga berfungsi sebagai filter moral yang akan mengkontrol self-interest dalam batas-batas social-interest. Filter iman dan taqwa ini menyerang langsung pusat masalah dalam perekonomian konvensional yaitu klaim yang tidak terbatas terhadap sumber daya (unlimited wants) dengan cara mengubah perilaku manusia dan skala preferensi-nya agar selaras dengan tujuan-tujuan normatif perekonomian. Pemahaman yang lebih baik terhadap nilai dan ajaran agama juga akan berpengaruh signifikan terhadap variabel-variabel ekonomi yang penting seperti konsumsi, tabungan dan investasi, lapangan kerja dan produksi, serta distribusi pendapatan.

Dengan demikian, Ramadhan semestinya menjadi ajang evaluasi sektor pendidikan dan riset kita. Sudah saatnya negeri ini memiliki sistem pendidikan agama dan umum yang terintegrasi, penghargaan terhadap hasil karya teknologi anak bangsa, keterkaitan yang erat antara riset dan industri, dan strategi penguasaan teknologi yang jelas menuju industri nasional yang tangguh dan mandiri. Hanya dengan demikian, produktivitas perekonomian meningkat dan pertumbuhan akan berkelanjutan.



Koran Tempo, Selasa, 25 Agustus 2009

ekonomi-syariah@yahoogroups.com

Minggu, 27 Maret 2011

Jurnal Ekonomi Syariah (Kode J088), TERSEDIA DALAM FORMAT PDF


1. Origin and development of commercial and Islamic banking operations. By: Abdelkader chachi (king Abdul Aziz University)

2. Treatment of consumption in islamic economics: an appraisal. By: Zubair Hasan (International Islamic university of Malaysia)

3. Towards a new paradigm for economics. By: Asad Zaman (International Islamic University Islamabad, Pakistan)

4. On the experience of Islamic Agricultural finance in Sudan: Challenges and sustainability. By: Adam B Elheraika (IDB). Reviewed by: Ahmed S Bamakhramah (King Abdl Aziz University, Saudi)

5. Sustainable development from an Islamic perspective: Meaning, implication, and Policy concerns. By: Zubair Hasan (International Islamic University of Malaysia)

6. Must money be limited to only gold and silver?: a survey of fiqhi opinions and some implications. By: Muhammad Aslam Haneef (IIU Malaysia) and Emad Rafiq Barakat (Islamic economics and Banking Yarmouk university, Jordan)

7. Thirty years of Islamic banking: History, Performance and prospects. By: Munawar Iqbal and Molynex. Reviewed by: Abdelkader Chachi (King Abdul Aziz University, jeddah)

8. a shari’ah analysis of isses in Islamic Leasing. By : Mohammad Hashim Kamali (IIU Malaysia)

9. a comparative study of zakah and modern taxation. By: Nur Barizah Abu Bakar and Abdul Rahim Abdul Rahman (IIU Malaysia)

10. Speculation between Proponents and opponents. By: Rafic Yunus al masri (King Abdul Aziz university, jeddah)

Jurnal Ekonomi Syariah (Kode J087), TERSEDIA DALAM FORMAT PDF


1. Are all forms of interest prohibited?. By: Rafic yunus al masri (King Abdul Aziz university, Saudi Arabia)

2. Islamic banking and finance: Theory and practice. By: Muhammad Ayub (state bank of Pakistan). Reviewed by: Mohammaed Obaidullah (King Abdul Aziz University, Saudi Arabia)

3. Zakah on stocks: some unsettled issues. By : Abdl azim islahi (King Abdul aziz university, Saudi Arabia)

4. Zakah: is it imposable on income or on capital? By: rafic Yunus al masri (King Abdul aziz University)

5. Islamic banking and interest: a stdy of prohibition of interest and its contemporary interpretation. By: Abdullah Saeed (Leiden). Reviewed: Rafic Yunus al masri (King Abdul Aziz University)

6. Towards self enforcing islamic tax system: an alternative to current approaches. By: Sayed afzal peerzade (karnataka state women university, Bijapur, india)

7. Islamic economics and the environment: material flow analysis in society-nature interrelationships. By: Abul Hassan (markfield Institute, UK)

8. On Islam’s attitude towards sustainable development. Comment by: saiyed F Al Khouli (King Abdul Aziz University, Saudi Arabia)

9. Zakah on stocks: some unsettled issues. By: Abdul azim islahi and M Obaidullah. Comment by: Muhammad Akram Khan (MONUC, Kinhasa, Congo)

10. Economic development in the middle east. By: Rodney Wilson. Reviewed by: Abdelkader chachi (King Abdul Aziz University)

Jurnal Ekonomi Syariah (Kode J086), TERSEDIA DALAM FORMAT PDF


1. Towards an islamic model of stock market. By: Seif el din i taj el din (UK)

2. The binding unilateral promise (wa’d) in Islamic banking operations: is it permissible for a unilateral promise (wa’d) to be binding as an alternative to a proscribed contract?. By: Rafic yuns al masri (Sadi Arabia)

3. Islamization of economics: the concept and methodology. By: Muhammad anas zarqa (Kuwait)

4. Guaranteeing investment deposits in Islamic banking system. By: Muhammad Fahim Khan (Saudi Arabia)

5. The mediterranean tradition in economic thought. By: Louis Baeck. Reviewed by: Abdl azim islahi (Saudi Arabia)

6. The Permissible gharar (risk) in classical Islamic Jurisprudence. By: Abdul Rahim al saati (King Abdul Aziz University, Saudi Arabia)

7. Guarantee by the Islamic bank of the investment deposit. By: Mohammad ali el gari (King Abdl Aziz University, Saudi Arabia)

8. The islamic Gold Dinar. By: Ahamed Kameel Mydin Meera. Reviewed by: Mohammed Obaidullah (King Abdul Aziz University)

9. An early warning system for islamic banks performance. By: Mahmood H al osaimy and Ahmed S Bamakhramah (King Abdul Aziz University)

10. Collateral (al rahn) as practiced by muslim funds of north India. By: Javed Ahmed Khan (Jamia Millia Islamia new delhi, India), and Shariq Nisar (Aligarh Muslim University, India)

Jurnal Ekonomi Syariah (Kode J085), TERSEDIA DALAM FORMAT PDF


1. Teaching economics in islamic Perspective. By: Muhammad Nejatullah siddiqi. Reviewed by: Amir Kia (Canada)

2. Modeling monetary control in an interest free economy. By: Ali F Darrat and Abdel Hameed M Bashir (USA)

3. Regulation in the islamic Political economy: Comparative perspectives. By: Masudul Alam Choudhury

4. Characterizing the stock-exchange from an islamic perspective. By: Seifuddin I Tag el din. Comments: Mohammed Obaidullah (India)

5. Islamic law of bsiness organization partnerships, islamabad. By: Imran Ahsan Khan Nyazee.Reviewed by: Mohammed Hashim Kamali (Malaysia)

6. The economic relevance of sharia maxims (al qawaid al fiqhiyah). By: S.M Hasanuzzaman Reviewed by: Shamsher Ali (Astralia).

7. A suggested methodology for the political economy of Islam. By: Shamim Ahmad siddiqi (Brunei)

8. Speculative activities, efficiency and normative stock exchange. By: Amir Kia (USA)

9. Conventional growth policy and the forgotten potensial resources: a case for the ethical economic resource. By: Seifuddin I Tag el Din. Comments: Syed Nawab Haider Naqvi and Asgar Qadir (Pakistan)

10. Venture capital: a potential model of musharakah. By: Sami al suwailem. Comments: Amir Kia (USA)

Jurnal Ekonomi Syariah (Kode J084), TERSEDIA PDF


1. Venture capital: a potential model of msharakah. By: Sami al swailem (Saudi Arabia)

2. A comparative stdy of islamic banking practices. By: Sudin Haron (Malaysia)

3. Monetary management in an Islamic economy. By: Mohsin S Khan and Abbas Mirakhor. Comments: Amir Kia (Canada)

4. Performance and risk analysis of islamic banks: the case of bahrain islamic bank. By: Seref Turen. Comments: Imtiaz uddin ahmad.

5. Essays in Islamic Economic Analysis.Editor: F.R Faridi. Reviewed by: Seif el din I. Tag el din (Saudi Arabia)

6. Economic concepts of Ibn Taimiyah. By: Abdul Azim Islahi (UK). Reviewed by: Mohammed Hamid Abdallah (Saudi Arabia)

7. Financial options in Islamic contracts: potensial tools for risk management. By: Mohammed Obaidullah (India)

8. Place for an expenditure tax in the Islamic Fiscal system. By: Sayed Afzal peerzade (India)

9. Characterizing the stock exchange from an islamic perspective. By: Seif al din Ibrahim tag el din. Comments: Mohammed Akacem (USA)

10. Arab Islamic banking an the renewal of Islamic law. By: Nicholas Dylan Ray. Reviewed by: Mohammed Hashim Kamali (Malaysia)

Kamis, 24 Maret 2011

Jurnal Ekonomi Syariah (Kode J083), TERSEDIA PDF


1. Reciprocal Loans. By: Rafic Yunes Al Masri (Saudi Arabia)

2. Reciprocal Loans. By: Saad Bin Hamdan al ihyani (Saudi Arabia)

3. Economics, Ethics and religion: jewish, cristian and muslim economic thought. By: Rodney Wilson. Reviewed by: Syed Nawab Haider Naqvi.

4. Sharia compatible futures. By: Abdul Rahim al saati (saudi arabia)

5. The stock exchange from an islamic Perspective. By: Seif I Tag el din (saudi Arabia)

6. Financial engineerung for Islamic banks: the option approach. By: Hssein Kotby. Reviewed by: Sami al suwailem.

7. Conventional growth policy and the forgotten potential resource: a case for the ethical economic resource. By: Seif el din ibrahim tag al din (Saudi Arabia)

8. Development and finance in islam and Financing economic development: Islamic and mainstream. Reviewed by: Mhammed Shahid Ibrahim.

9. An Introduction to islamic Finance. Editors: Sheikh Ghazali sheikh abod, syed omar syed agil, and aidit hj ghazali. Reviewed by: Tariqllah Khan (Saudi Arabia)

10. Price control in an Islamic Economy. By: Mhammad Lawal Ahmad bashar (Nigeria)

Jurnal Ekonomi Syariah (Kode J082), TERSEDIA PDF


1. Towards anolishing the rate of interest in contemporary islamic societies. By: Mukhtar M Metwally. Comments: Ali F Darrat

2. A qur’anic model for a universal economic theory. By: M.E Biraima. Comments: Masudul Alam Choudhury.

3. A qur’anic model for a universal economic theory. By: M.E Biraima. Comments: Abul Hassan M Sadiq

4. Monetary management in an islamic economy. By: Mohsin S Khan and Abbas mirakhor.

5. Role of booty in the economy during the prophet’s time. By: M Yasin mazhar siddiqui. Comments: Akram Diya’ al ’umari

6. Factors of production and factor markets in Islamic framework. By: M fahim Khan. Comments: Muhammad Akram Khan (Pakistan)

7. The economics of money and banking: a thoretical and empirical study of islamic interest free banking. By: Mosad Zineldin. Reviewed by: Muhammed Nejatullah Siddiqi.

8. Performance and risk analysis of islamic banks: the case of Bahrain Islamic Bank. By: Seref Turen.

9. Distribution in macroeconomic framework: an islamic perspective. By: M Fahim Khan. Reviewed: Shamsher Ali

10. Theory and practice of islamic development cooperation. By: Masudul Alam Chowdhury. Reviewed by: Abulhasan M Sadeq (bangladesh).

Jurnal Ekonomi Syariah (Kode J081), TERSEDIA PDF


1. An agenda for muslim economists: a historico-inductive approach. By: Salim Rashid (USA)

2. Access to finance and collaterals: Islamic Versus western banking. By: Abdel Hamid Abdouli

3. An historical approach to islamic pricing policy: a research on the Ottoman price system and its application. By: Orhan Oguz and Ahmed Tabakoglu (Turkey)

4. Distributive justice and need fulfillment in an islamic economy. By: Munawar iqbal. Reviewed by: M Ali Khan (USA)

5. Unlawful gain and legitimate profit in islamic law: riba, gharar and Islamic banking. By: Nabil A saleh. Reviewed by: S.M Hasanuzzaman (Pakistan)

6. Debt and equity in a primary financial market: a theory with Islamic implications. By: Seif I tag el-din (saudi arabia)

7. Impact of Islamic modes of finance on monetary expansion. By: Muhammad nejatullah siddiqi (Saudi Arabia)

8. Theoretical studies in islamic banking and finance. By: Mohsin S Khan and Abbas Mirakhor. Reviewed by: M Ali Khan.

9. Equilibrium in a non-interest open economy. By: Abbas Mirakhor.

10. Central banking in an interest free banking system. By: Hamid Zangeneh and Ahmad Salam.

Jurnal Ekonomi Syariah (Kode J080), TERSEDIA PDF


1. ROLE OF BOOTY IN THE ECONOMY DURING THE PROPHET’S TIME. BY. Muhammadh Yasin Mazhar siddiqi (India)

2. Profitability os Islamic PLS banks competing with interest banks: problem and prospects. By. Volker Nienhaus. Comments: Shahrukh Rafi Khan (Pakistan)

3. Towards abolishing the rate of interest in contemporary Islamic societies. By. Mukhtar M Metwally (Australia)

4. Factors of production and factor markets in Islamic framework. By. M Fahim Khan (Paskistan)

5. The Humanomic structure of Islamic economic theory: a critical review of literature in Normative and positive economics. By. Masudul Alam Choudhury

6. Mudarabah in non trade operations. By. S M Hasanuz zaman (Pakistan)

7. Zakah, Moderation and aggregate consumtion in an Islamic economy. By. Munawar Iqbal. Comments: Zubair Hasan (Malaysia)

8. Zakah, Moderation and aggregate consumtion in an Islamic economy. By. Munawar Iqbal. Comments: M Fahim Khan (Pakistan)

9. Towards a just monetary system. By. Umer Chapra. Reviewed by: John R Presley and A.J Westaway.

10. A qur’anic model for a universal economic theory. By. Mohammad E Biraima (Sudan)

Jurnal Ekonomi Syariah (Kode J079), TERSEDIA PDF


1. Macro consumption function in an islamic framework, By. M Fahim Khan. Comments: Zubair Hasan (India)

2. Indexation – an Islamic evaluation. By. S.M Hasanuz Zaman

3. Ibn Taimiyah’s concept of market mechanism. By. Abdul azim Islahi (Saudi Arabia)

4. Islamic economics: a note on methodology. By. Shahrukh rafi khan (Islamabad)

5. Macro consumtion function in an Islamic framework, by. M Fahim Khan. Comments: S Iqbal mahdi (USA)

6. Towards an islamic macro model of distributon: a comparation approach. By. Mahid Ali Al jarhi. Comments: K.A Naqvi (India)

7. Islamic Economics – annotated sources in English and Urdu. By. Muhammad Akran Khan (UK)

8. Towards an interest free islamic economi system. By. Waqar masood khan (Pakistan)

9. The financial system and monetary policy in an isalmic economy. By. Mohsin S khan and Abbas Mirakhor

10. Tax farming and resource allocation in past islamic societies. By. Murat Cizakca (Turkey)

Jurnal Ekonomi Syariah (Kode J078), TERSEDIA PDF


1. Theory of Fiscal policy in an Islamic state. By. F.R Faridi (Saudi Arabia)

2. Theory of profit: The islamic viewpoint. By. Zubair (India)

3. Macro consumption function in an Islamic Framework. By. M Fahim Khan (Saudi Arabia)

4. Islamic jurisprudence and environmental planning. By. Othman abd ar rahman llewellyn (Saudi Arabia)

5. A macro model of distributon in an islamic economy. By. Ausaf ahmad (Saudi Arabia)

6. Islamic vis a vis traditional banking a ’fuzzy set” approach. By. Said s martan, Anwar A.H Jabarti, A.F Abdul Fattah and H Sofrata (Saudi Arabia)

7. The role of the stock exchange in an Islamic economy. By. Mokhtar M Metwally (Saudi Arabia)

8. Towards an Isalmic macro model of distribution; a comparative approach. By. Mabid Ali al jarhi (UEA)

9. Toward a definition of islamic economics: some scientific considerations. By. Muhammad Arif (USA)

10. Interest free banking. By. Mohammad Uzair

Rabu, 23 Maret 2011

Jurnal Ekonomi Syariah (Kode J077), TERSEDIA PDF


1. Accounting regulatory issues on investment in Islamic bonds. By. Abdul rahim abdul rahman

2. Causal relationship between islamic and conventional banking instruments in Malaysia. By. Ahmad kaleem and mansor md Isa

3. Islamic fianance: a western perspective – revisited. By. Mohammad Ziaul Hoque and Masudul Alam Choudhury.

4. Tribute (kharaj) as a tax on land in Islam. By. M Zarra Nezhad.

5. Evolution of euro: Lessons for muslim countries. By. Muhammad Anwar.

6. Islamic banking in Thailand: prospects and challenges. By. Sudin haron and Kumajdi yamirudeng.

7. An exploratory study of ijarah accounting practices in Malaysian financial institutions. By. Ros Aniza Mohd Shariff and Abdul rahim abdul rahman.

8. Conventional versus islamic finance: student knowledge and perception in the united Arab emirates. By. Jorg Bley and Kermit Kuehn.

9. A proposed introduction of Islamic bank in India. By. Omar Khan.

Jurnal Ekonomi Syariah (Kode J076), TERSEDIA PDF


1. Financial contracting in currency markets: an Islamic Evaluation. By. Mohammed Obaidullah.

2. Perceptions of Malaysian corporate customers toward islamic banking products & services. By. Norafifah Ahmad and Sudin Haron.

3. Islamic risk mnagement: towards greater ethics and efficiency. By. Mohammed Obaidullah.

4. The multi dimensionality of carter model to measure customer service quality (SQ) in islamic banking industry: a study in Kuwait finance house.

5. Legal capasity to contract of takaful: an islamic Jurisprudential consideration. By. Mohd ma’sum Billah

6. Islamic antecedents financial accountability. By. Athar Murtuza.

7. Modeling an exit strategy for islamic venture capital finance. By. Tariqullah Khan and Boulem bendjilali.

8. Islamic banks’ profitability in an interest rate cycle. By. Anouar Hassoune.

9. Imperatives of financial innovation for Islamic banks. By. Abdullah M Noman.

10. Islamic justification of derivative instruments. By. Ali Salehabadi and Mohammad Aram.

Jurnal Ekonomi Syariah (Kode J075), TERSEDIA PDF


1. A study on islamic banking education and strategy for the new millenium, malaysian experience. By. Abdul halim abdul hamid and Norizaton Azmin Mohd Nordin

2. Sources of law affecting ”takaful”(Islamic Insurace). By. Mohd Ma’sum Billah.

3. Banking regulations and islamic bank in India: Status and Issues. By. M.Y Khan.

4. The Islamic bonds market: possibilities and challenges. By. Muhammad al bashir muhammad al amine.

5. Takaful (Islamic Inssurance) premium: a suggested regulatory framework. By. Mohd Ma’sum Billah.

6. Adopting and measuring customer service quality (SQ) in islamic banks: a case study in Kuwait finance house. By. Abdul Qawi Othman and Lynn Owen.

7. Beneficiaries in family takaful in the global context. By. Mohd Ma’sum Billah.

8. Profit and loss sharing ratios a holistic approach to corporate finance. By. Zafar Iqbal.

9. Ethics and efficiency in Islamic stock markets. By. Mohammed Obaidullah.

10. The role of rate of return on loans in the islamic banking system of iran. By. Seyed Nezamaddin Makiyan.

Minggu, 13 Maret 2011

Jurnal Ekonomi Syariah (kode J074), TERSEDIA PDF


1. Global need for a new economic concept: Islamic Economics. By. Saima Akbar Ahmed

2. Islamic Banking in Bangladesh: a case study of IBBL. By: Mohammed Nurul Alam.

3. The Effects of conventional interest rates and rate of profit on fund deposited with islamic banking system in Malaysia. By: Sudin Haron and Norafifah Ahmad.

4. Economic rationale for the state collection of zakah. By. Zafar Iqbal.

5. Modeling monetary stability under dual banking system: the case of Malaysia. By. Ahmed Kaleem.

6. Regulation of islamic banking in bangladesh: role of bangladesh bank. By. Abdul Awwal Sarker.

7. Lack of Profit loss sharing in Islamic baking: management and control imbalances. By. Humayon A Dar and John R Presley.

8. Natured by ”Kufr” : The western philosophical assumptions underlying conventional (anglo-american) accounting. By. Shahul hameed mohamed Ibrahim.

9. The offshore services industry in the caribbean: a conceptual and sub regional analysis. By. Nand C bardouille.

10. The role of khiyar al-’ayb in al;bay’ bithaman ajil financing. By. Saiful azhar rosly, Mahmood sanusi and Norhashimah Mohd Yasin.

Jurnal Ekonomi Syariah (Kode J073), TERSEDIA PDF


1. Islamic Instruments for managing liquidity. By. Yahia Abdul Rahman

2. Derivative instruments and Islamic Finance: Some thougts for a reconsideration. By. Obiyathullah Ismath Bacha.

3. Islamic finance: a western perspective. By. Humayon A Dar and John R Presley.

4. What shariah experts say, Futures, options and swaps.

5. Towards a lariba (islamic) mortgage financing in the United States providing an alternative to traditional mortgages. By. Yahia K Abdulrahman and Abdullah S Tug.

6. The Aplication of bay al inah and bay al dayn in Malaysia islamic bonds: an Islamic analysis. By. Saiful Azhar Rosly and Mahmood M Sanusi.

7. Islamic Bussiness contracts, agency problem and the theory of the Islamic firm. By. Md Abdul Awwal Sarker.

8. Financial modernization in 21st century and challenge for islamic banking. By. M Fahim Khan.

9. The Performance of Malaysian Islamic bank during 1984-1997: an exploratory study. By. Abdus samad and M Kabir hassan.

10. Islamic banking in Bangladesh: Performance, problems & prospects. By. Md Abdul Awwal Sarker.

Jurnal Ekonomi Syariah (Kode J072), TERSEDIA PDF


1. Determinants of islamic bank profitability. By. Sudin Haron.

2. Profitability determinants of Islamic bank: a cointegration approach. By. Sudin Haron and Wan Nursofiza wan azmi.

3. Determinants of islamic and conventional deposits in the Malaysian banking system. By. Sudin haron and Wan Nursofiza wan azmi.

4. The Canging face of Islamic Banking. By. Sudin haron

5. Creating an effective and efficient regulatory framework for the islamic capital market. By. Wan Nursofiza wan azmi.

6. Towards developing a successfull islamic financial system: a lesson from Malaysia. By. Sudin haron.

7. Adopting and measuring customer service quality in islamic banks: a case study of bank islam malaysia Berhard. By. Shahril Shafie and wan nursofiza wan azmi and Sudin Haron.

8. Marketing strategy of islamic banks: a lesson from Malaysia. By. Sudin haron and Wan Nursofiza wan azmi.

Jurnal Ekonomi Syariah (Kode J071), TERSEDIA PDF


1. Optimal sharing contracts. By. Sami i al suwailem.

2. Islamic banking in Brunei and the future role of centre for islamic banking, finance and management (CIBFM). By. Hjh Salma Hj Abdul Latif (Brunei).

3. The Attitude of bank customers and profesional bankers towards islamic and conventional banks in Banladesh. By. Mahmood Ahmad (Bangladesh).

4. Financial distress and bank failure: relevance for islamic banks. By. Salman syed Ali

5. Islamic banking and finance: Philosophical underpinnings. By. Mabid Ali al-jarhi

6. Option contracts and the principles of sale of rights in shariah. By. Mohammed Burhan Arbouna (Bahrain).

7. The case against interest: is it compelling?. By. M. Umer Chapra.

8. Legal aspects of islamic project finance and asset securitization in Indonesia: a vehicle for the development of islamic banking. By. Reza Adirahman Djojosugito

9. Islamic Bonds: Indonesian experience. By. Cecep maskanul Hakim (Indonesia)

10. Equity fund’s islamic screening: effects on its financial performance. By. Abul hassan and Antonios Antoniou (UK)

11. Succes factors of Islamic banks: an empirical study. By. Monzer Kahf

12. Unresolved issues in Islamic banking and finance: deposit mobilization. By. Sayyid Tahir (Pakistan)

13. Legal aspects of islamic banking: Malaysian experience. By. Norhashimah Mohd. Yasin (Malaysia).

Jurnal Ekonomi Syariah (Kode J070), TERSEDIA PDF


1. Pricing asset backed islamic financial instruments. By. Muhammed Shahid Ebrahim (Brunei).

2. Shariah compliant project finance: an overview, including structures. By. Michael J.T McMillen (USA)

3. Corporate governance in institutions offering islamic financial service: Issues and options. By. Wafik Grais and Matteo Pellegrini.

4. Challenges facing Islamic financial Industry. By. Zamir Iqbal (USA)

5. Commodity Murabahah Programme (CMP): an innovative approach to liquidity management. By. Asyraf Wajdi Dusuki (Malaysia).

6. Riba and islamic Banking. By. Abu umar Faruq ahmad (Australia) and M Kabir Hassan (USA).

Buku Ekonomi Syariah (Kode B069), TERSEDIA PDF


JUDUL : Theoritical Foundations of islamic Economics
Edited by: Habib Ahmed. IDB ITRI, 167 pages
Contents:
1. Conseptual and shari’ah related contributions
• The Scientific approach to isalmic economics: Philosophy, Theoritical constuction and applicability. By. Abdulrahman Yousri Ahmed.
• Fiqh foundations of the theory of islamic economics: a survey of selected contemporary writings on economics relevant subjects of fiqh. By. M Fahim Khan

2. Analytical anda theoritical contributions
• Transactions in conventional and islamic economies: a comparison. By. Mabid ali al-jarhi.
• Individual, society, and social choice in Islamic Thought. By. Said Hallaq
• Analytical tools of islamic economics: a modified marginalist approach. By. Habib Ahmed.
• On determining the moral hazard and adverse selection in the islmic firm. By. Ken Baldwin, Humayon A dar, and John R Presley.
• Portfolio Choices and assets pricing in islamic framework. By. Zamir Iqbal.

Buku Ekonomi Syariah (Kode B068), TERSEDIA PDF


Judul: Riba, Bank Interest and the Rational of its Prohibition, 164 Pages.By. Mohammad Nejatullah Siddiqi, IDB IRTI, 2004
Contents:
1. Islam and its Laws
• Tawheed
• Shariah and its Objectives
• Maqasid al-shariah
• Justice and equity
• The Individual
• Role of the state
• History
• Justice in Finance
• Islamic rules for excahnge
• Conclusions
2. Prohibition of Riba
• Quran on riba
• Meaning and incidence of riba
• The riba owed to Abbas
• Reason of prohibition
• Profits Versus Interest
• Quran’s emphasis on charitable giving
• Prophet’s implementation of the prohibition of riba
• Understanding of law of riba by companions of the prophet and those who followed
• Understanding of the law of riba down the ages
• The issues of bank interest
• Arguments for bank interest
• Conclusions
3. Economy without interest
• Liability side of an Islamic Bank
• Capital Protection
• Assets of an Islamic Bank
• Sharing Based Modes of Financ
• Trade based modes of financing
• Murabahah
• Murabahah versus interest
• The Problem of default
• Other assest based instruments
• Islamic banking in the private sector
• Non bank islamic financial institusions
• Islamic investment companies
• Islamic mutual fund
• Islamic insurance/takaful companies
• Stocks, option, derivatives and risk management
• Islamic finance under state sponsorship
• Islamic banking and finance in south east asia
• Islamic finance in Bahrain, Sudan, Iran, Turkey, pakistan, Bangladesh
• The Islamic Development Bank
• Islamic Finance anda international finance
• conclusions
4. Economics of Islamic Finance
• Relative stability of islamic financial system
• Absorption of real shocks
• Stability in the monetary sector
• Exogenous sources of instability
• Relative stability with fixed liabilities
• Limited scope of speculation in an islamic financial system
• Relative efficiensy of an islamic financial system
• Uncertanity and afficiency
• Meeting uncertainty
• Comparative advantage
• Fairness of the islamic financial system
• Sharing enhances equity
• Growth with islamic finance
• Conclusions
5. Meeting Special Needs
• Government finance, financing the consumer, microfinance anda finance for muslim minorities
• Consumer finance
• Islamic modes of house finance
• Credit cards
• Financing agriculture
• Government finance
• Deficit financing
• Muslim minorities and islamic finance
• conclusions
6. Monetary Management, Inflation and indexation
• Regulation and governance
• Inflation
• Indexation
• Conclusions
7. Conclusions and Prospects
• Future of Islamic finance

saya membimbing thesis di 6 Universita​s, jadi ini bermanfaat buat mereka

Salam, Pak Jaharuddin di Jerman, Yth.

Saya disibukkan oleh kegiatan pembimbingan thesis ratusan mahasiswa di 6 (S2 UI, Trisakti, Paramadina, Az Zahra, UIN, IAIN),
bahkan sering pula mhswa S1 konsultasi bimbingan skripsi.
Jurnal itu sangat bermanfaat buat mereka, saya akan berikan jurnal2 ini, atas upaya Pak Jahar. Mhn kirimkan ke email ini,
Terima kasih atas kerjasamanya, Semoga menjadi amal ibadah

Wassalam
dari Agustianto, jakarta Indonesia

Tulisan Popular Wakaf, Ekonomi dan Bisnis

  110 halaman, Kertas Bookpaper, Ukuran 14,8 cm x 21 cm,   ISBN 978-623-6121-22-1.  Penerbit : Pustaka Learning Center, Malang, Februari 202...