Selasa, 09 Januari 2018

Untung Dunia dan Untung Ahirat

Oleh: Jaharuddin
Diperlukan ukuran-ukuran baru dalam melihat laju perkembangan ekonomi syariah, ekonomi syariah bukan hanya perkara duniawi, juga perkara akhirat. ekonomi syariah bukan hanya mengenai untung rugi, ekonomi syariah perkara untung dunia dan untung akhirat. Maka ketika transaksi, pelaku ekonomi syariah benar-benar berhati-hati, sehingga selamat dunia akhirat.

Surat Qur'an Al-Baqarah: 208, memberi tantangan bagi kita untuk melakukan kajian mendalam secara simultan, tentang benarkah kita sudah masuk ke dalam Islam secara kaffah (sempurna)?, dan juga mempertanyakan paradigma, teori dan praktek ekonomi yang selama ini ada?, salah satunya adalah indikator-indikator kebarhasilan dari praktek ekonomi.

Sebutlah lembaga bisnis, ketika membahas lembaga bisnis, maka akan terkotak, menjadi lembaga bisnis dan lembaga non bisnis. lembaga bisnis berorientasi laba sedangkan lembaga non bisnis beraorientasi non laba. dikotomi yang juga perlu kita pertanya ulangkan?

lembaga bisnis diperkenankan untuk mencari laba, maksimal bahkan seolah-oleh melanggar etikapun juga tidak masalah, karena ada satu lembaga lainnya, yang dikejar adalah etika, ngak usah untung.  yang berujung pada nihilisasi etika dalam praktek untung.

Cara berfikir semacam ini, mempengaruhi praktek ekonomi yang kalau berfikir bisnis, maka jika ada etika yang ditabrak, itu biasa, dan wajar. benarkah demikian?. Pemahaman seperti ini secara bertahap menghilangkan posisi agama dalam ekonomi. Faktanya dengan hilang agama dalam praktek dan filosofi ekonomi, ternyata tidak membuat manusia lebih baik, krisis demi krisis silih berganti dalam perekonomian. Saatnya filosofi agama dalam teori dan praktek, menghiasi seluruh aktivitas ekonomi, praktek ekonomi adalah ibadah seperti dua sisi mata uang yang tak terpisahkan.


Tulisan Popular Wakaf, Ekonomi dan Bisnis

  110 halaman, Kertas Bookpaper, Ukuran 14,8 cm x 21 cm,   ISBN 978-623-6121-22-1.  Penerbit : Pustaka Learning Center, Malang, Februari 202...