Beberapa hari ini saya diskusi dengan mahasiswa tentang entrepreneurship, juga bertemu dan diskusi dengan komunitas pengusaha. Dari diskusi tersebut saya mengambil pelajaran, ada 2 bekal pengusaha yang saling menopang, yaitu:
1. Bekal fundamental.
Ini merupakan bekal utama bagi pengusaha, yaitu me re fresh keyakinan bahwa rizki itu adalah dari Allah SWT. Karenanya yg dilakukan adalah berusaha maksimal untuk memantaskan diri bahwa, sudah saatnya dicurahkan limpahan rezeki yang melimpah melalui usahanya. Yakinilah bahwa Allah tidak akan salah memberikan rezeki pada tempat dan saat yg tepat.
Maka tugas kita adalah mendekatkan diri dengan panduan Allah SWT. Berbentuk selalu memperbaiki kuantitas dan kualitas ibadah kita. Tuntaskan yang wajib tambah sunnah dan ibadah unggulan lainnya.
Rutinkan sholat diawal waktu berjamaah, tingkatkan kualitas hubungan dengan ayah dan bunda, dhuha, taubat, qiyamulail, membaca Al-Quran, dzikir pagi dan sore, shilaturahim, dll.
Di kuliah Islamic entrepreneurship yang saya ampu, diawal perkuliahan saya sampaikan makna tauhidullah sebagai fondasi pengusaha muslim. Sehingga calon pengusaha muslim menjadikan tauhidullah sbg fondasi membangun usaha.
Lantas kalau ada case, pengusaha kaya raya namun masih bergelimang maksiat, sepertinya usahanya tetap aja maju, ini bukti rahmannya Allah robb semesta alam, dia memberikan rezeki kepada semua makhluknya, termasuk binatang jelata sekalipun. Ini juga memperkuat keyakinan bahwa Allah SWT pasti menolong hambanya yg berikhtiar baik dan benar di jalan-Nya.
Ketika bertemu pengusaha sukses, belajarlah darinya bekal spritual yg rutin dan konsisten dilakukan, lantas tiru dan modifikasi sesuai kebutuhan kita. Semisal ada pengusaha yang mentargetkan 10% omzetnya untuk sedekah, adapula pengusaha mempunyai target sedekah Rp. 1jt perhari, bisa pula target zakat, ada pula pengusaha yang mensedekahkan seluruh omzet hari kamisnya pada hari berikutnya yaitu hari Jum'at berkah, dll.
2. Bekal Teknikal.
Bekal teknikal adalah bekal selanjutnya yg melengkapi bekal fundamental. Bentuknya adalah pengetahuan yg benar dan dalam seputar teknik meng create produk yg unik, teknik menjual, teknik promosi, teknik negosiasi, teknik marketing, keuangan, manajemen, dll.
Seringkali sebagian kita fokus dibekal teknikal ini, tidak salah, namun kurang sempurna jika tidak dialaskan bekal fundamental. Karena kita belajar pemasaran, teori promosi, mencari tempat strategis, membuat produk dan harga yg tepat. Pada akhirnya faktor apa sesungguhnya yg menuntun kaki, mata, kehendak, hati pelanggan kita untuk sampai ke tempat dan produk kita, dan mengeksekusi produk kita yg digunakan. Bagi kita yg beriman sadarilah bahwa ada campur tangan Allah SWT dalam itu semua.
Jadi belajar teknikal sebaik mungkin adalah baik, namun yakinlah ada campur tangan Allah dalam setiap keputusan pelanggan kita.
Selanjutnya istiqomah (persisten) menjalankan usaha, jika jatuh bangun lagi......jatuh bangun lagi....sampai sukses di gengaman kita. Aamiin.
Semoga bermanfaat.
*staf pengajar Ekonomi Islam FE UMJ, Founder STIE Bisnis Indonesia (STIE BI) Ciputat, twitter @stiebiciputat