Minggu, 03 Agustus 2008

Syariah Marketing


Bagaimana perkembangan ekonomi syariah di Indonesia saat ini? Apa tantangannya di masa depan? Apa solusi-solusi yang bisa diterapkan?

Itulah beberapa pertanyaan yang biasa diungkapkan oleh banyak pelaku usaha. Kenapa? Karena munculnya sistem ekonomi syariah menjadi semacam peluang besar, mengingat Indonesia memiliki penduduk beragama Islam terbesar di Dunia. Sampai saat ini saja penduduk muslim di Indonesia telah mencapai sekitar 200 juta jiwa. Sebuah pasar yang sangat besar bagi sebuah bisnis.

Memang kalau hanya dilihat dari jumlah, Indonesia merupakan pasar yang cukup menggiurkan. Tapi kalau kita lihat berdasarkan peluang bisnis, apakah cukup besar juga?

Ternyata, pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia baru sekitar 1,3 persen dari total aset industri perbankan nasional. Sedangkan Malaysia sudah sekitar 10 persen, dan Timur Tengah mencapai 20 persen dari total aset industri perbankan nasionalnya. Kita memang tidak bisa memungkiri bila Timur Tengah merupakan lokomotif industri perbankan syariah Internasional.

Namun di sisi lain, Indonesia merupakan negara yang memiliki perbankan syariah dengan kinerja keuangan tertinggi di dunia. Tingkat profitabilitas bank syariah di Indonesia merupakan yang terbaik di dunia diukur dari rasio laba terhadap aset. Indonesia juga merupakan negara yang perbankan syariahnya memiliki pertumbuhan sangat pesat. Baik dilihat dari bertambahnya jumlah bank maupun bertambahnya aset.

Tapi, apakah pertumbuhan ini akan berlangsung lama?

Berdasarkan prediksi Bank Indonesia, pada tahun-tahun ke depan pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia akan mengalami penurunan. Salah satu penghambat pertumbuhannya adalah perbankan syariah masih dikendalikan oleh pasar yang hidup dalam pola pikir perbankan konvensional. Nasabah masih banyak yang menuntut dan mengharapkan tingkat keuntungan optimal dan tingkat kepuasan tanpa melihat faktor agama.

Nah, di sini kami mencoba menganalisis dengan melihat beberapa jenis pasar berdasarkan perilakunya. Pertama, pasar yang hanya ingin mendapatkan keuntungan finansial tanpa peduli apakah caranya sesuai dengan syariah. Pasar ini banyak disebut sebagai pasar rasional. Kedua, pasar yang hanya melihat sistemnya tanpa mempedulikan keuntungan finansial atau biasa disebut pasar emosional. Maksudnya, orang tertarik untuk berbisnis di pasar syariah karena alasan-alasan keagamaan yang lebih bersifat emosional. Bukan karena ingin mendapatkan keuntungan finansial yang bersifat rasional. Ada juga pasar yang selain melihat keuntungan finansial juga berpatokan syariah dalam mendapatkannya. Pasar inilah yang biasa kami sebut sebagai pasar spiritual.

Di masa depan, Kami mengamati ada pergeseran pasar dari tingkat intelektual atau rasional, menuju ke emosional, dan akhirnya bertransformasi ke spiritual. Pasar spiritual ini akan mempertimbangkan kesesuaian produk, keuntungan finansial dan nilai-nilai spiritual yang diyakininya.

Namun, tidak serta merta pasar rasional akan berpindah ke spiritual. Disinilah tantangan terbesar sistem syariah dalam membidik pasar rasional. Padahal seperti kita ketahui bahwa pasar rasional atau pasar mengambang merupakan pasar terbesar. Contoh pasar ini adalah pasar korporasi dan kelas menengah ke atas. Mereka tidak terlalu fanatik terhadap salah satu sistem, tapi lebih melihat prospektif finansial.

Lalu, apa solusi yang bisa dilakukan dalam meraih pasar mengambang ini? Bagaimana caranya membawa pasar ini ke wilayah pasar spiritual?

Dalam buku ini, kami memperkenalkan konsep syariah marketing sebagai sebuah solusi. Sederhananya, syariah marketing merupakan suatu proses bisnis yang keseluruhan prosesnya menerapkan nilai-nilai Islam. Suatu cara bagaimana memasarkan suatu proses bisnis yang mengedepankan nilai-nilai yang mengagungkan keadilan dan kejujuran.

Sebelumnya, kami mendefinisikan marketing sebagai sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan values dari satu inisiator kepada stakeholders-nya. Jadi, bagi kami syariah marketing adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari suatu inisiator kepada stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam.

Dengan syariah marketing, seluruh proses tidak boleh ada yang bertentangan dengan prinsip-prinsip yang Islami. Dan selama proses bisnis ini dapat dijamin, atau tidak terjadi penyimpangan terhadap prinsip syariah, maka setiap transaksi apapun dalam pemasaran dapat diperbolehkan.

Lihatlah Aa Gym. Siapa yang tak kenal Aa Gym? Banyak dari kita pasti telah mengenal Aa Gym sebagai sosok agamawan yang bersahaja baik di kalangan Islam maupun non Islam. Tapi mungkin tak banyak yang tahu bila Aa Gym merupakan pendiri dan pemilik banyak unit bisnis. Sampai saat ini, bisnis Aa Gym sudah menggurita di bawah MQ Corporation

Bisnis yang dilakukan Aa Gym tidak hanya yang berhubungan dengan agama atau yang berhubungan dengan ibadah. Tapi berbagai macam bisnis yang dilakukan dengan tujuan untuk memberikan kebahagiaan kepada setiap orang yang terlibat didalamnya. Baik diri sendiri, pelanggan, pemasok, distributor, pemiliki modal maupun pesaing. Dalam prosesnya, bisnis yang dilakukan Aa Gym ini bersandar pada prinsip syariah yang mengedepankan sikap dan perilaku bersahabat.

Selain Aa Gym, kami juga mengambil contoh Nabi Muhammad SAW yang dalam hidupnya melakukan perdagangan atau bisnis. Di sini, kami menekankan pada karakter dan sifat Nabi Muhammad dalam melakukan proses bisnis. Nabi Muhammad telah menunjukan bagaimana cara berbisnis yang berpegang taguh pada kebenaran, kejujuran, dan sikap amanah sekaligus bisa tetap memperoleh keuntungan yang optimal.

Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai yang terdapat pada Al-Quran dan Hadist, Nabi Muhammad melakukan bisnis secara profesional. Nilai-nilai tersebut menjadi suatu landasan yang dapat mengarahkan untuk tetap dalam koridor yang adil dan benar. Landasan atau aturan-aturan inilah yang menjadi suatu syariah atau hukum dalam melakukan suatu bisnis.

Ada beberapa sifat yang membuat Nabi Muhammad berhasil dalam melakukan bisnis. Pertama adalah jujur atau benar. Dalam berdagang, Nabi Muhammad selalu dikenal sebagai seorang pemasar yang jujur dan benar dalam menginfromasikan produknya. Bila ada produknya yang memiliki kelemahan atau cacat, maka tanpa ditanyakan Nabi Muhammad langsung menyampaikannya dengan jujur dan benar.

Kedua, amanah atau dapat dipercaya. Seorang pebisnis haruslah dapat dipercaya seperti yang telah dicontohkan Nabi Muhammad dalam memegang amanah. Saat menjadi pedagang, Nabi Muhammad selalu mengembalikan hak milik atasannya, baik itu berupa hasil penjualan maupun sisa barang.

Sifat Nabi Muhammad ketiga adalah fathonah atau cerdas dan bijaksana. Dalam hal ini, pebisnis yang fathonah merupakan pemimpin yang mampu memahami, menghayati, dan mengenal tugas dan tanggung jawab bisnisnya dengan sangat baik. Dengan sifat ini, pebisnis dapat menumbuhkan kreativitas dan kemampuan dalam melakukan berbagai inovasi yang bermanfaat bagi perusahaan. Kita perlu menggunakan sifat ini agar bisa menjadi seorang pebisnis yang sukses. Terutama dalam menghadapi persaingan yang tidak hanya interupted, complicated, dan sophisticated, tapi juga chaos.

Dan keempat, Nabi Muhammad memiliki sifat tabligh atau argumentatif dan komunikatif. Bila anda seorang pemasar, maka anda harus mampu menyampaikan keunggulan-keunggulan produk dengan menarik dan tepat sasaran tanpa meninggalkan kejujuran dan kebenaran.

Lebih dari itu, anda harus memiliki gagasan-gagasan segar dan mampu mengkomunikasikannya secara tepat dan mudah dipahami oleh siapapun yang mendengarkan. Dengan begitu, pelanggan dapat mudah memahami pesan bisnis yang ingin anda sampaikan.

Nah, bila anda telah memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan tuntunan syariah maka akan lebih mudah untuk melakukan syariah marketing. Tapi, apakah cukup hanya itu? Tidak. Karena untuk bisa mendapatkan pasar rasional tersebut, kita perlu mempersiapkan diri dengan konsep pemasaran ampuh agar mampu merealisasikannya.

Konsep pemasaran itu adalah syariah marketing strategy untuk memenangkan mind-share, syariah marketing tactic untuk memenangkan market-share, dan syariah marketing value dalam memenangkan heart-share.

Dengan syariah marketing strategy, dapat dilakukan pemetaan pasar berdasarkan pertumbuhan pasar, keunggulan kompetitif, dan situasi persaingan. Dari pemetaan potensi pasar sebelumnya, kami melihat bahwa pasar rasional atau pasar mengambang merupakan pasar yang sangat besar. Dan Anda harus dapat membidik pasar rasional yang sangat potensial tersebut. Setelah itu anda perlu melakukan positioning sebagai perusahaan yang mampu meraih mind-shar.

Namun setelah menyusun strategi, kita perlu melakukan syariah marketing tactic dalam memenangkan market-share. Kenapa? Karena bila positioning Anda di benak pasar rasional telah kuat, anda perlu melakukan diferensiasi yang mencakup apa yang ditawarkan (content), bagaimana menawarkan (context), dan apa infrastruktur dalam menawarkannya.

Langkah selanjutnya, anda perlu menerapkan diferensiasi secara kreatif dan inovatif dengan menggunakan marketing-mix (price, product, place, promotion). Dan hal yang perlu anda siapkan juga, bagaimana anda melakukan selling dalam meningkatkan hubungan dengan pelanggan sehingga mampu menghasilkan keuntungan finansial.

Terakhir, semua strategi dan taktik yang sudah dirancang akan berjalan optimal bila disertai dengan peningkatan value dari produk atau jasa anda. Peningkatan value disini berarti bagaimana anda mampu mambangun brand yang kuat, memberikan service yang membuat pelanggan loyal, dan mampu menjalankan process yang sesuai dengan kepuasan pelanggan. Dengan syariah marketing value, anda akan mampu meraih heart-share pelanggan.

Di syariah marketing value, brand merupakan nama baik yang menjadi identitas seseorang atau perusahaan. Contohnya Nabi Muhammad yang terekam kuat di pikiran semua orang bahwa beliau adalah seorang Al-Amin. Brand itu menjadikan Nabi Muhammad lebih mudah untuk mengkomunikasikan produknya, karena semua orang telah mempecayai semua kata-katanya.

Selain brand, perusahaan yang menerapkan syariah marketing perlu juga memperhatikan servis yang ditawarkan agar dapat menjaga kepuasan pelanggan. Karena filosofinya, “every business is a service business”. Dan dalam melakukan pelayanan perlu penekanan sikap yang simpatik, lembut, sopan dan penuh kasih sayang. Kemudian, prinsip terakhir adalah proses, yang mencerminkan tingkat quality, cost dan delivery dari porduk atau jasa yang anda tawarkan.

Dengan berbagai tools pemasaran tersebut dan dilandasi oleh prinsip yang berlandaskan nilai-nilai syariah, maka pasar rasional akan dapat lebih mudah dibawa ke wilayah pasar spiritual. Akhirnya, tantangan dalam meningkatkan pertumbuhan pangsa pasar syariah menjadi dapat terealisasikan. Pasar akan semakin tumbuh seiring dengan pergeseran dari pasar rasional ke pasar spiritual.

Mari kita lihat Bank Muammalat Indonesia (BMI).

Sejak berdiri, BMI terus meningkatkan konten dan konteks produknya agar semakin menarik nasabah. Walau telah memiliki positioning kuat di benak nasabah, BMI terus mengembangkan infrastrukturnya terutama di bidang teknologi informasi, jaringan dan sumber daya manusia. Selain itu, sebagai upaya meningkatkan kualitas servis, BMI melakukan aliansi strategis. Di antara aliansi strategis yang dilakukan adalah bergabung dengan ATM bersama dan ATM BCA yang memungkinkan nasabah BMI dapat mengakses di lebih dari 2000 ATM di seluruh Indonesia. Hal ini tentunya akan membuat layanan terhadap nasabah semakin optimal. Alhasil, nasabah akan semakin loyal dan terpuaskan.

Contoh lain adalah Asuransi Takaful.

Seperti halnya pada lembaga-lembaga keuangan syariah lainnya, Asuransi Takaful terus berupaya melakukan perbaikan diri dalam melayani kebutuhan pelanggan. Salah satunya adalah meningkatkan infrastruktur teknologi informasi yang memegang peranan penting dalam menunjang bisnis asuransi. Infrastruktur teknologi informasi ini dapat memberikan informasi yang sangat akurat, transparans dan up-to-date terhadap proses penyelesaian suatu transaksi bisnis, seperti misalnya penyelesaian klaim.

Jadi, buku ini mencoba membawa anda untuk melihat peluang pasar mengambang yang sangat potensial, kiat-kiat untuk mendapatkannya yang berupa tools pemasaran ampuh, dan landasan atau prinsip yang perlu anda pegang teguh dalam proses pelaksanaannya. Anda akan ditunjukan bagaimana menerapkan sebuah solusi syariah marketing yang terdiri dari strategi, taktik dan peningkatan value dalam meraih pasar dengan pemahaman yang mendalam dan disertai dengan beberapa studi kasus. Selamat meraih pasar rasional yang sesuai dengan syariah marketing.***

Tulisan ini dibuat penulis untuk Bab Pendahuluan Buku Syariah Marketing, ketika masih menjadi business analyst di MarkPlus&Co

1 komentar:

KIA Farm mengatakan...

Bos... Buku syari'ah marketing karya hermawan kerta jaya masih ada kah...?

Tulisan Popular Wakaf, Ekonomi dan Bisnis

  110 halaman, Kertas Bookpaper, Ukuran 14,8 cm x 21 cm,   ISBN 978-623-6121-22-1.  Penerbit : Pustaka Learning Center, Malang, Februari 202...