Senin, 23 Juni 2008

Pemerintah baru akan menerbitkan sukuk ritel pada 2009 mendatang

INILAH.COM, Jakarta – Pemerintah baru akan menerbitkan sukuk ritel pada 2009 mendatang. Tahap pertama, konsentrasi masih pada penerbitan sukuk ijarah yang dilepas ke pasar Agustus 2008.
"Potensi sukuk ke depan masih sangat besar," kata Dirjen Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto di Gedung Depkeu, Jakarta, Rabu (30/4).
Dari sosialisasi, pemerintah berhasil menjaring calon-calon investor potensial. Pertama, investor yang membeli sukuk dengan pertimbangan syariah compliance. Kedua, dari sisi investor institusi mereka kelebihan dana, seperti bank syariah (Bank Muamalat), Asuransi Takaful. Institusi ini kelebihan dana, namun tidak ada instrumen sebagai investasi. "Potensinya akan sangat besar, apalagi kalau prediksi pertumbuhan perbankan syariah 15-20%," katanya.
Ketiga, potensi pasar internasional, yakni investor asal Timur Tengah yang memiliki akses likuiditas seiring melambungnya harga minyak mentah dunia. "Mereka harus tempatkan itu di instrumen berbasis syariah. Ini akan menambah potensi demand sukuk kita. Makanya kita tidak hanya terbitkan di dalam negeri tapi juga luar negeri. Jadi potensi-potensi ke depan sangat-sangat besar," katanya.
Belum lagi sukuk memiliki kelebihan di mata investor yang sangat memperhatikan syariah compliance. Bagi investor ini, sukuk adalah instrumen yang paling tepat. "Namun sebetulnya antara sukuk dengan non sukuk yang menarik ditentukan yieldnya, dan siapa penerbitnya. Kalau pemerintah kan bebas resiko, dan sukuk bebas resiko itu yang membuat dia menarik, disamping itu yieldnya sepadan dengan instrumen lain, terutama bagi investor," katanya.[L5]

Tidak ada komentar:

Tulisan Popular Wakaf, Ekonomi dan Bisnis

  110 halaman, Kertas Bookpaper, Ukuran 14,8 cm x 21 cm,   ISBN 978-623-6121-22-1.  Penerbit : Pustaka Learning Center, Malang, Februari 202...