Rabu, 16 Juli 2008

Garis Besar Penerapan Dinar Emas


oleh Prof. Umar Ibrahim Vadillo

Untuk memfasilitasi pengenalan dan peredaran Dinar Islam dan penggunaannya dalam perdagangan, diawali oleh satu negeri yang menerima Dinar Emas Islam sebagai legal tender . Hal ini akan mengembangkan jangkauan globalnya dan akan membuka kemungkinan melakukan kontrak dagang dengan satuan hitung Dinar Islam.

Pengantar
Langkah yang paling nyata dalam kemajuan ini adalah pulihnya sistem keuangan real dan meniadakan secara berturut-turut kertas cetakan simbol uang dan uang fiksi yang dimanipulasi dalam pasar spekulasi serta perjudian pasar saham.

Dinar emas dan Dirham perak telah diterima secara universal sebagai alat tukar selama ribuan tahun dan mulai dikenali kembali sebagai jalan menuju kewarasan, kewajaran dan kejujuran.

Secara serempak, e-Dinar yang didukung sepenuhnya oleh emas secara fisik sama dengan yang ada dalam peredaran, rumusan investasi untuk perdagangan (Qirad), bagi-hasil untuk produksi (Shirkat) dan bentuk terpercaya perwakilan dengan keuntungan wajar (Wakala dan Qafilah) akan menyertai restorasi Perdagangan Islam.

Konsekwensi dari proses ini akan sangat banyak, akan kita dapatkan kembali Blok Perdangangan Islam dengan uang sejati, Dinar Emas Islam atau Dirham Perak. Kemudian, bersatunya Ummat Islam, terbentuknya kembali keseimbangan kekuasaan di dunia, akhir dari supremasi dollar dan berakhirnya oligarki para miliuner dan biliuner, yang menguntungkan orang miskin saat ini dan gerak-maju yang berpihak pada masyarakat, bukan korporasi.

Kami menginginkan kontribusi dan menjadi bagian dari perubahan sejarah dengan selalu memberikan berita-berita relefan dan tulisan menarik, dokumen dan riset mengenai subjek ini.

Ringkasan
Menghidupkan kembali Dinar Emas sebagai alat tukar dalam kerangka blok Perdagangan Islam akan menjadi memungkinkan bila:

Kita tidak menyerahkannya pada konsensus politik
Kita berpegang pada pengaplikasian dan program fungsional yang diarahkan untuk memperkuat perdagangan melalui mekanisme inti moneter
Kita mendapatkan dukungan dari negeri-negeri Muslim seperti Malaysia
Usulan Kami
Memulai program saat ini juga. Kita memerlukan Mekanisme Inti Moneter dan setahap demi setahap menambahkan fungsinya.

Mekanisme Inti Moneter terdiri dari:
Fisik Dinar dan Dirham, dengan sistem pembayaran elektronik (e- payment ) yang didukung oleh emas, disebut juga pengoperasian e-dinar. Pasar Islam yang nyata, dengan pasar elektronik (e- market ) yang menggunakan sistem pembayaran e-dinar, kontrak Qirad untuk investasi perdagangan, dengan layanan audit on-line e- qirad yang memungkinkan investor berhubungan langsung dengan para pedagang.

Kunci Pertimbangan
Menghidupkan alat tukar Syariah, Dinar dan Dirham, sebagai permasalahan politik utama yang dihadapi Ummat Islam hari ini akan lebih berat dari permasalahan politik lainnya.

Dinar dan Dirham Islam, karena menguntungkan bagi setiap Muslim, merupakan kebijaksanaan politik terdepan bagi politik penyatuan Muslim saat ini. Penggunaannya oleh Muslim akan mempercepat pembentukan blok Perdagangan Islam berdasarkan alat tukar Islam Universal.

Dinar dan Dirham Islam akan mewujudkan aspirasi penegakkan " Dar al-Islam " yang tidak dapat dicapai oleh metoda ekonomi atau politik lain.

Dinar dan Dirham untuk sementara harus dipisahkan dari proses politik disebabkan institusi politik belum memungkinkan untuk menerimanya pada saat ini.

Di sisi lain, alat tukar tidak dapat dipisahkan dari perdagangan. Menghidupkan kembali Dinar Islam harus secara serempak diiringi oleh pembangunan kembali Perdagangan Islam. Perdagangan Islam mewakili paradigma baru yang menantang dan menggantikan nilai, institusi, instrumen dan model dari ortodoksi ekonomi-masa-kini.

Bagaimana Melakukannya
Kita mengajukan alat tukar berbasis-emas untuk perdagangan berisiko-rendah dan berbiaya-rendah yang pararel dengan uang kertas yang beredar.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana untuk memperkuat peredaran uang emas dan perak. Yang paling utama adalah kita menyediakan sistem pembayaran elektronik yang dapat memfasilitasi transfer dan perdagangan dengan Dinar Islam. E-dinar mewakili pembayaran elektronik pertama berbasis Dinar Islam, yang 100% didukung oleh fisik emas dan menyediakan kemudahan dalam transaksi via internet. Hemat, nyaman dan kecepatan transaksi menjadikannya lebih unggul dari berbagai bentuk perbankan modern.

Penggunaan Dinar Islam secara moneter akan lebih baik bila didukung terlebih dahulu melalui pengenalan terhadap inti tujuan Islam, khususnya untuk pembayaran Zakat dan Mahar. Seiring dengan itu, penggabungan dengan pasar elektronik yang sudah ada dan instrumen investasi berdasarkan-qirad baru untuk mengembangkan penggunaannya dalam perdagangan, sehingga membalikkan aliran-uang dari uang yang terjadi hari ini menjadi aliran-uang dalam perdagangan. Pengintegrasian terencana atara e-dinar dengan e-market dan sistem e-qirad yang baru dibangun sangat membantu kembalinya investasi Muslim bagi perekonomian Islam.

Untuk memfasilitasi pengenalan dan peredaran Dinar Islam dan penggunaannya dalam perdagangan, diawali oleh satu negeri yang menerima Dinar Emas Islam sebagai legal tender . Hal ini akan mengembangkan jangkauan globalnya dan akan membuka kemungkinan melakukan kontrak dagang dengan satuan hitung Dinar Islam.

Pembangunan blok-bangunan yang menjadi tempat pencetakan dan pengedaran koin emas dan perak, pengembangan sistem pembayaran e-dinar dan intergrasinya terhadap pasar-elektronik yang ada dan pengembangan sistem e-qirad baru untuk mendanai dan merangsang perdagangan. Implementasi fisik dari pasar-terbuka, karavan dan paguyuban sebagai pembaharuan dari proses produksi akan mengikuti kemudian.

Garis bawahi:
Jumlah pengguna Dinar Islam akan menjadi Blok Perdagangan Islam secara de facto.

Persatuan Moneter atau Layanan Moneter?
Bagaimana dunia mempergunakan Dinar Islam? Bagaimana kita harus melibatkan negeri Muslim lainnya? Haruskah kita mengikuti jalur politik dari Persatuan Moneter seperti halnya Euro atau haruskah kita membangun suatu layanan moneter dengan pengembangan fungsi yang beriringan dengan mata uang yang ada saat ini?

Kita yakin bahwa proses politik dari persatuan moneter merupakan proses yang bertumpu pada bermacam-macam uang kertas yang saat ini beredar di negeri-negeri Muslim menjadi satu mata uang, kalaupun memungkinkan, panjang dan penuh masalah. Lebih jauh lagi, ketika mempertimbangkan perbedaan politik dan ekonomi antara negara Muslim yang berbeda, tampaknya sangat tidak memungkinkan bila mereka akan bersatu dengan cara ini.

Pada sisi lain, dikarenakan nilai intrinsik dari Dinar emas dan Dirham perak, yang sangat diterima sebagai alat tukar akan melampaui peresmian undang-undang dari institusi kenegaraan.

Emas sebagai Komoditas
Emas dan perak, tidak seperti uang kertas, tidak tergantung pada jaminan pihak ketiga. Memiliki nilai sebagai zat mereka sendiri sebagai komoditas, dan seperti komoditas lainnya, memiliki nilai intrinsik sebagaimana nilainya sebagai mata uang. Oleh karenanya menjadi penting untuk difahami bahwa koin emas selalu bernilai meskipun hanya meliputi sejumlah kecil pengguna moneter.

Pengupayaan pemersatuan uang kertas, meskipun seluruh negeri Muslim turut serta dalam pelaksanaannya, proses ini sangatlah sulit dan kusut, bahkan tidak mungkin. Alasannya adalah agar dapat berjalan, uang kertas teoritis tersebut harus berhasil bersaing terhadap USD. Hanya Dinar Islam saja yang memiliki kemampuan seperti itu, terlepas dari jumlah awal yang menggunakannya.

Sebagai tambahan, perbedaan ekonomi antara negeri muslim sangatlah besar sehingga proses yang diperlukan dalam pengintegrasiannya akan memperlemah mata uang yang lebih kuat tanpa memperkuat sama sekali mata uang yang lebih lemah. Sebagai contoh menarik adalah kegagalan Euro untuk diintegrasikan terhadap GBP dan mata uang Eropa lainnya seperti Krona Swedia, tanpa mengikutkan jumlah beban biaya yang harus ditanggung dalam penggabungan mata uang ini, dalam hubungan devaluasi mata uang nasional lebih dari 20% dan biaya aktual implementasi, yang mencapai nilai 100 triliun Euro.

Proses politik mendirikan mata uang Muslim baru akan mengakibatkan beban yang sangat berat --yang tidak mungkin ditanggung-- oleh negeri-negeri Muslim. Pada sisi lain untuk memilih penggunaan koin emas dan perak oleh masyarakat merupakan upaya yang jujur, aman, rendah-biaya dan rendah-risiko untuk memulai pemersatuan negeri-negeri Muslim secara organik dan jalan evolusi melalui pembentukan alat tukar Universal yang seiring dengan cara pembayaran yang ada.

Kita juga yakin bahwa model terbaik untuk mewujudkan kembalinya Dinar Islam adalah dengan mendirikan layanan moneter yang dapat dikembangkan yang seiring dengan sistem mata uang yang telah ada. Layanan moneter tersebut harus mudah dan bebas tersedia bagi siapapun yang mencari alternatif dari sistem-moneter berbasis-kertas serbaguna.

Layanan Monoter yang Dapat Dikembangkan
Sistem Pembayaran: e-dinar.com
Bagaimana untuk memperkuat pemakaian moneter emas dan perak? Yang paling utama adalah memperkuat penyediaan sistem pembayaran elektronik yang akan memfasilitasi transfer dan perdagangan menggunakan Dinar Islam.

E-dinar adalah sistem pembayaran elektronik pertama yang berbasis Dinar Islam yang 100% didukung oleh emas secara fisik yang digudangkan di gudang bullion sentral global yang bertempat di Dubai (UEA). Transaksi antara pemilik rekening didirikan seccara instan melalui perantaraan agen atau wakil virtual (dilaksanakan oleh database) yang mengadministrasikan dan mengoperasikan rekening mewakili pemilik rekening yang mengistruksikan melalui Internet. Sistem e-dinar memungkinkan semua pemegang rekening untuk melakukan transaksi pembayaran global secara instan, semudah yang dilakukan oleh bank saat ini, dengan kemudahan transaksi melalui Internet.

Fungsi pokok dari sistem e-dinar meliputi fungsi in-exchange dimana pemegang rekening mengkonversi uang kertas kedalam rekening e-dinar, fungsi spend dimana pemilik rekening dapat mentransfer kepada pemilik rekening e-dinar lainnya, dan out-exchange atau fungsi redeem dimana pemilik rekening mengkonversi e-dinar menjadi uang kertas (out-exchange) atau menjadi fisik Dinar emas (penebusan). Pada saat ini sistem e-dinar baru meliputi Dinar emas, meskipun demikian Dirham perak akan segera ditambahkan dimasa yang akan datang. Karena transaksi berjalan dengan singkat dan terjadi secara langsung antara individu pemegang rekening, penlaksanaannya berjalan secara otomatis untuk menghilangkan kemungkinan munculnya kekusutan akibat perantaraan pihak ketiga seperti yang terjadi pada kasus perbankan.

Kemudahan yang menjadi kunci kelebihan sistem e-dinar yang disebutkan di atas menjadikannya unggul terhadap segala bentuk perbankan moderen, sehingga terbentuk pondasi bagi penggunaan emas dan perak sebagai alat tukar universal. Saat ini e-dinar sudah beroprasi dan dapat dipergunakan sebagaimana disebutkan.

Pengembangan baru dalam e-dinar dapat memasuki akses melalui mobile-phone untuk pemegang rekening pembayaran fasilitas m-commerce, integrasi sistem e-dinar dengan sistem pembayaran on-line lainnya (sudah berjalan pada e-gold), dan penambahan teknologi 'smart card' untuk peningkatan secara substansial kenyamanan dalam fungsi in-exchange dan out-exchange. Tersedianya 'smart card' pada khususnya akan meningkatkan kemudahan pengguna dengan konversi instan antara mata uang kertas dengan e-dinar, sehingga menghilangkan transaksi bank yang mahal dan penundaan waktu transfer yang berhubungan dengan mata uang internasional.

Upaya pengembangan berikutnya adalah sistem e-dinar yang secara keseluruhan difokuskan kepada peningkatan kenyamanan pemakai termasuk juga pengembangan jaringan e-kiosk yang telah ada bagi negara member Muslim untuk memfasilitasi pertukaran-keluar-masuk, yaitu konversi timbal balik e-dinar dari atau menjadi mata uang kertas nasional. Hal ini akan memungkinkan Bank Sentral berperan sebagai penyelenggara dalam proses menyediakan kurs harian dari mata uang nasional terhadap e-dinar.

Kunci kelebihan dari jaringan e-kiosk antara lain:
Pengembangan ini akan menjamin penerimaan mata uang lokal terhadap sistem e-dinar pada tingkat biaya serendah mungkin bagi pemilik rekening. Persetujuan tersebut sesingkat mungkin terjadi melalui penyelenggaraan rekening e-dinar khusus atau ' reserve accounts ' untuk Bank Sentral dan pelaku ekonomi keuangan besar lainnya saat ini. Dengan berkembangnya permintaan, simpanan lokalakan didirikan di Malaysia dan negeri Muslim lainnya yang turut berpartisipasi.

Pengembangan besar lainnya dalam layanan moneter adalah bukan hanya bergantung pada sistem pembayaran e-Dinar tapi juga untuk penggunaan aktual dan status legal dari Dinar Islam.

Mengembangkan Fungsi Moneter Dinar Emas Islam
Pilar Pertama: Pembayaran Zakat
Berdasarkan syariat Islam, pembayaran Zakat harus dilakukan dalam 'ayn dan bukan dayn, dengan kata lain, diperbolehkan menggunakan komoditas real/nyata tapi bukan dalam bentuk hutang atau nota janji bayar (uang kertas). Berdasarkan ini, hingga saat runtuhnya Kekalifahan, Zakat tidak diperbolehkan untuk ditunaikan dalam bentuk uang kertas (fulus).

Kembalinya uang Syariah untuk pembayaran Zakat harus menjadi prioritas utama dalam implementasi Dinar Islam sebagai uang Muslim, karena dengan berjalannya pembayaran Zakat secara benar akan secara potensial memicu pengembangan penuh uang ini. Bila pembayaran dilakukan secara benar dalam koin emas dan perak, koin ini akan menemukan jalannya memasuki pedagang dan supliernya dan kedalam perekonomian. Penetrasi terhadap pedagang profesional akan lebih lanjut diperkuat melalui fasilitas yang disediakan oleh sistem e-dinar.

Akan sangat rasional untuk mengasumsikan bahwa uang Islam sebagai yang pertama diupayakan dalam memenuhi rukun Islam. Ini akan menjadikan pembayaran Zakat sebagai masalah utama dan paling mendasar yang harus dituju.

Berikut ini adalah contoh dari UAE untuk mengilustrasikan akibat dari pembayaran Zakat dalam emas dan perak:

Pilar Kedua: Finansial Global Berbasis Emas
Bagaimana emas dan perak menjadi koin diluar sistem perbankan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi? Bagaimana emas dipergunakan sebagai investasi dan macam investasinya?

Saat ini, emas paling banyak dipergunakan dalam bentuk perhiasan sebagai perlindungan terhadap inflasi. Emas ini "tersembunyi dibawah kasur" sehingga tidak memiliki kontribusi terhadap ekonomi. Koin emas, disamping sebagai perlindungan terhadap inflasi, juga mewakili maksud dari pembayaran dan investasi, dimana mereka bersirkulasi secara bebas dan memiliki peran langsung terhadap perekonomian.

Investasi emas, juga sebagai alat tukar, harus sesuai dengan Syariah. Bentuk utama dari investasi dalam Dinar dan Dirham dimasa lalu adalah Qirad. Sangat disayangkan, Qirad atau mudharabah, sejak beberapa tahun kebelakang telah sepenuhnya menyimpang akibat upaya justifikasi perbankan 'Syariah'. Sejatinya, Qirad merupakan bentuk investasi terpenting yang dedikasikan untuk perdagangan. Fakta bahwa perdagangan berhenti bukan berarti Qirad menjadi sesuatu yang kuno; melainkan dengan kembalinya Qirad akan mengakibatkan kembalinya bentuk perdagangan bebas monopoli.

Pentingnya Qirad
Qirad merupakan bagian penting dari perdagangan yang tidak boleh dianggap remeh. Menurut Ferdinand Braudel, Sejarawan Perancis, yang menjadi orang Eropa pertama yang mengenali bahwa berjalannya Qirad di pesisir Itali, dengan nama commenda, sebagai penyebab utama ledakan perdagangan di kota-kota pemerintahan Itali yang melahirkan Renaissance . Qirad menyalurkan harta simpanan komunitas ke usaha yang paling menguntungkan: perdagangan.

Rasulullah, sallallahu alayhi wa sallam, mengatakan:
"9/10 bagian risq (pendapatan) didapat dari perdagangan."

Dengan kata lain beliau berkata: 9/10 bagian keuntungan berasal dari perdagangan. Memperkuat perdagangan merupakan kunci pemulihan kembali ummat Islam dan masyarakat. Dan syarat pemulihan ini adalah mengenalkan kembali investasi Qirad yang sesungguhnya dalam perdagangan.

Qirad memperkuat Perdagangan, dan Perdagangan memperkuat Qirad.
Investasi Qirad harus dilakukan dalam Dinar emas atau Dirham perak. Qirad harus dijaga ketat oleh Syariah, yang berarti pertama dan yang terutama Qirad didesain untuk membiayai perdagangan; kedua, agen (penerima dana) Qirad tidak memberikan jaminan investor. Berdasarkan dua prinsip ini, dua prinsip selanjutnya adalah:

Pertama, pembiayaan perdagangan memperbolehkan perdagangan untuk mencapai potensi maximum.

Kedua, tidak seperti dalam perbankan dimana 'uang mengalir ke uang' (prinsip jaminan), dalam Qirad uang disalurkan kepada mereka yang memiliki kemampuan untuk melakukan yang terbaik. Yang menarik untuk dicatat adalah dalam distorsi ekonomi keuangan hari ini, lebih dari 95% pendanaan diinvestasikan dalam instrumen moneter dan kurang dari 5% kedalam perdagangan. Persentasi inilah yang harus diputar balik.

Qirad, Investasi tanpa Jaminan
Tanpa jaminan, mekanisme untuk penaksiran seorang agen Qirad dinilai berdasarkan evaluasi atas kejujuran, integritas dan kapabilitasnya. Dahulu, evaluasi tersebut berdasarkan pada reputasi dan prestasi para agen. Kini, penaksiran agen bisa lebih efektif diatasi secara rekaman elektronik dari prestasi terdahulu dari pedagang pelaku kontrak Qirad. Sebagai contoh: pada kontrak Qirad pertama pedagang menghasilkan profit 12%, pada Qirad kedua 30% dan pada Qirad ketiga 5%, dan seterusnya. Catatan prestasi tersebut menjadi rangking bagi pedagang yang dinilai oleh investor dengan sistem klasifikasi seperti yang berlaku di hotel berbintang (seperti 1 bintang, 2 bintang, pedagang 3 bintang, dan seterusnya).

Menentukan nilai kejujuran dan prestasi
Melalui persyaratan auditor independen yang menaksir prestasi pedagang, setiap catatan transaksi Qirad akan membantu menentukan keseluruhan Qirad yang dapat diandalkan. Bila evaluasi tersebut dicatat secara digital dan disampaikan, pembentukan fasilitas berbasis-internet akan sangat membantu fasilitas investasi e-qirad, sebanding dengan penawaran dan kedudukan perusahaan-perusahaan yang ada di pasar saat ini: e-qirad.com (siap untuk dikembangkan).

e-qirad menggunakan e-dinar sebagai sarana pembayaran untuk memfasilitasi pembentukan kembali investasi Islam sesungguhnya.

Saat ini, yang konon-disebut investasi syariah, kira-kira mencapai 86 triliun USD. Investasi tersebut umumnya ber-denominasi USD dan diinvestasikan di Bursa Saham Amerika dan Eropa. Investasi syariah rekaan ini akan terkalahkan oleh ekonomi Muslim, e-qirad akan mengembalikan kekayaan ummat Islam pada para pedagang Muslim, aset kita yang terbaik yang terabaikan.

Pilar Ketiga: Legal Tender
Banyak negara, termasuk Malaysia, menggunakan koin emas sebagai legal tender paralel dengan mata uang kertas mereka. Pembentukan Islamic Gold Dinar (IGD) sebagai legal tender di suatu negeri Muslim merupakan persyaratan penting untuk mengembangkan jangkauan globalnya. Cukup dimulai dari satu negara saja penerapan IGD sebagai legal tender untuk mendapatkan status legalnya kemudian penerimaanya secara internasional dapat dikembangkan kemudian.

Diterimanya IGD sebagai legal tender di Malaysia berakibat langsung pada penggunaannya sebagai alat tukar. Kemungkinan mendirikan 'kontrak emas' dengan denominasi Dinar-pun terbuka lebar. Pada skala global, status legal tender akan berjalan seiring permasalahan hukum dan perpajakan, yang bila tidak mengklasifikasikan Dinar dan Dirham sebagai uang melainkan sebagai perhiasan masih tetap menarik pajak dari mereka dengan sesuai.

Dinar Emas Islam di Jantung Perdagangan Islam
Dinar Emas Islam merupakan bagian terintegrasi dari Perdagangan Islam. Kembalinya alat tukar berdenominasi-emas akan meningkatkan dan memperkuat berjalannya Perdagangan Islam. Perdagangan Islam lebih dari sekedar perdagangan -karena cenderung mewakili persaingan bebas dibandingkan dengan monopoli pasar yang lazim terjadi saat ini.

Syariat Islam menegaskan dan melindungi perdagangan. Arti perdagangan yang disebutkan oleh WTO dengan Syariat Islam akan menunjuk pada dua hal yang berbeda. WTO mengartikan perdagangan sebagai distribusi monopoli , sedangkan perdagangan Islam menunjuk pada hal yang sepenuhnya berlawanan. Elemen kunci dari perdagangan bebas adalah pasar terbuka . Dalam lingkungan kapitalis moderen kita, institusi pasar terbuka telah dihilangkan, diganti dengan toko dan supermarket. Bagaimanapun, tanpa pasar terbuka, perdagangan dipersempit menjadi monopoli distribusi.

Bukti yang paling jelas dari hilangnya perdagangan adalah hilangnya karavan. Karena karavan tidak mungkin ada tanpa adanya pasar terbuka.

Model perdagangan Islam adalah berdasarkan larangan yang difirmankan dalan al-Quran:
"Allah telah menghalalkan Perdagangan dan
mengharamkan Riba"
(Quran 2, 275)

"Hai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah pada Allah
dan tinggalkanlah sisa Riba yang tertinggal
jika kamu benar-benar beriman.
Bila tidak, maka Allah dan Rasulnya akan memerangimu."
(Quran 2, 278-279)
Menurut pendapat kami, strategi 'pro-perdagangan' lebih produktif dibandingkan strategi 'anti-riba'. Untuk menghidupkan kembali perdagangan Islam, kita mengajukan pendekatan selangkah-demi-selangkah berikut ini:


Menerbitkan dan mengedarkan uang Emas dan Perak baik fisik maupun virtual.

Mengadakan kembali Pasar Terbuka dengan regulasi Syariat Islam baik fisik maupun virtual.

Memulihkan kembali kontrak Islam baik fisik maupun virtual.

Memulihkan kembali karavan dan rute dagang.

Memulihkan kembali paguyuban untuk mendirikan-kembali produksi-terbuka.

Memajukan perdagangan merupakan perlindungan terbaik kita dalam memerangi Riba, sama halnya meningkatkan kesehatan menjadi perlindungan terbaik dari penyakit. Untuk membangun kembali model Islam yang lengkap, strategi anti-Riba saja masih belum cukup memenuhi. Dianjurkan, Muslim mengadopsi strategi pro-Perdagangan yang tidak bergantung pada bank sehingga dapat menyingkirkan upaya untuk meng-'islamisasi' perbankan --suatu upaya yang sia-sia dari awal.

Pasar Terbuka
Rasulullah, sallalllahu alayhi wa sallam, saat beliau tiba di Madinah, mendirikan mesjid dan pasar secara bersamaan, kemudian menetapkan peraturan yang berlaku di mesjid sama dengan peraturan yang berlaku di pasar: terbuka bagi siapa saja dan tidak dimiliki oleh siapapun. Sangat berbeda dengan Carrefour, rantai supermaket terbesar saat ini, Pasar Islam terbuka bagi siapapun untuk turut berdagang, semua orang memiliki hak untuk menjual dan membeli. Perdagangan tidak lagi menjadi hak istimewa sekelompok orang, sebagaimana kita tidak mungkin menerima hanya sebagian orang saja yang diistimewakan untuk beribadah di mesjid dan yang lainnya diwakili oleh mereka. Seperti halnya Muslim tidak akan pernah mentolerir perdagangan dikuasai sekelompok orang.

Dahulu, pasar terbuka tersedia di setiap kota, namun lambat-laun beralih menjadi toko besar yang pada akhirnya menjadi supermarket. Supermarket dimasa moderen, lima supermarket terbesar di Inggris mengontrol 60% retail. Di Swedia, dua supermarket besar mengontrol 80% retail. Pembelian dan penjualan dalam supermarket menggeser perdagangan menjadi distribusi dan pada saat yang sama memonopoli proses distribusi dan produksinya.

Perdagangan Islam dan pasar terbuka dapat membebaskan potensi masayarakat dan menjadi nilai dasar tanpa harus kembali menjadi 'primitif'. Ibnu Khaldun dengan pengamatannya yang tajam mengenali suatu fenomena monopoli dan mendapatkan bahwa masa kesejahteraan selalu diiringi oleh masa kemerosotan. Ia menyatakan, "Bila kamu ingin mengetahui di masa apa kamu hidup, pergilah ke pasar. Bila pasar dikuasai oleh sedikit kalangan saja, berarti itu adalah masa kemerosotan, bila pasar terbuka bagi semua orang, berarti itu adalah masa kesejahteraan".

Muslim selalu mendirikan pasar di setiap kota. Pentingnya perdagangan ditunjukkan dengan megah dan indahnya pasar-pasar yang didirikan oleh Muslim. Beberapa pasar bahkan hampir menyerupai istana dan para pedagang diperlakukan sebagai tamu-tamu terhormat dan dijamu secara gratis selama tiga hari pertama kedatangan mereka. Muslim mengenali pentingnya perdagangan didasari oleh kesejahteraan yang ditimbulkan akibat perdagangan. Allah berfirman, "Allah menghalalkan perdagangan dan mengharamkan Riba" , sayangnya pemahaman ekonomi moderen kita menggiring kita untuk mengangkat para bankir ke istana sementara para pedagang tercecer di jalanan.

Berdasarkan model satu-satunya pasar terbuka besar yang beroperasi secara reguler saat ini, 'Black Market' yang berlokasi di luar kota Amsterdam yang dimiliki dan dioperasikan oleh Bart van Kampen, kita membangun konsep '25 Pasar Terbuka di Eropa'. Pasar terbuka di Amsterdam saat ini menghadirkan kira-kira 3,500 jongko dan 10,000 tempat parkir individu, serta menarik sekitar 80,000 pendatang tiap akhir minggu . Pedagang melintasi jarak yang jauh dan datang dari negeri lain seperti Polandia timur dan Russia. Meskipun sulit untuk ditaksir, pasar ini diperkirakan menghasilkan pendapatan kira-kira 100 juta USD per tahun sehingga pada rata-rata perputaran tertinggi per meter persegi pada akhir minggu dibandingkan terhadap supermarket yang luasnya sebanding, menghasilkan pendapatan sepanjang tahun penuh. Contohnya pedagang dari Russia, rata-rata berkendara selama 2.5 hari dalam sekali jalan membawa dagangan mereka ke pasar saat akhir minggu dan menghasilkan pendapatan lebih dari yang mungkin mereka hasilkan dalam tiga bulan bekerja di Russia.

Perdagangan Islam
Saat ini perdagangan telah dihapuskan dan Riba menjadi hal biasa. Perdagangan sama sekali diartikan lain dan tidak memberikan arti bagi perekonomian.

Untuk mengembalikan perdagangan pada kejayaan sebelumnya tidak hanya diperlukan terciptanya alat tukar yang adil, tapi juga diperlukan pembangunan kembali pasar terbuka dan investasi Qirad untuk membiayai perdagangan. Dengan hadirnya pasar terbuka dan investasi Qirad pada tempatnya, karavan dan paguyuban akan hidup kembali.

Emas, pasar, investasi Qirad, karavan dan paguyuban terdengar seperti arca kuno. Bagaimanapun mereka bukanlah arca kuno melainkan kenyataan yang kekal dalam perdagangan. Dan perdagangan bebas merupakan satu-satunya alternatif terhadap kapitalisme. Seluruh instrumen ini, begitu diterapkan dalam kemurnian yang diatur dalam Syariat Islam, mewakili perdagangan Islam dalam bentuk sejatinya dan akan berakibat langsung terhadap peningkatan kesejahteraan
Sumber: http://www.islamhariini.org/dinar/dinAR01.htm

Tidak ada komentar:

Tulisan Popular Wakaf, Ekonomi dan Bisnis

  110 halaman, Kertas Bookpaper, Ukuran 14,8 cm x 21 cm,   ISBN 978-623-6121-22-1.  Penerbit : Pustaka Learning Center, Malang, Februari 202...